BARA: PUISI YUFITA, PONTIANAK




Kemana perginya kantuk pagi ini
adakah gelisah mengunyahnya perlahan

Dinginpun bersekutu memenjarakan hasrat tak kenal penat
hingga memaksaku bertekad
bahwa suatu hari nanti bakal kubunuh
bebayang silam yang kau panggul diam-diam

Saat kau memintaku masuk
ke dalam sukmamu
tentu menjadi suatu kemusykilan
sebab aku membutuhkan ruang
untuk kelengangan

Maka kosongkanlah
dan kunci mati aku di situ tanpa syarat
karena untuk menjadi kita
tak boleh ada celah bagi yang lainnya
meski ia setipis bayang

Percayalah,
cepat, atau lambat
akan ada yang terluka di antara kita
Cegahlah selagi bisa, atau
memang sejatinya
kau hanya menginginkan diriku sebatas arca?

Kubu Raya, 17 Oktober 2014


(ilustrasi w-dog/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments