BAJAWA: PUISI MARIA MATILDIS BANDA. DENPASAR



Bajawa adalah kota tana bhogi
gunung dan bukit-bukit di lingkaran tepi
dingin takkan membekap tubuhmu hari pagi
hembusan angin enggan membiarkanmu sunyi
Dia adalah bue bila berdendang dalam irama ja'i

Bajawa adalah kota dalam kabut tipis turun ke bumi
Membalut kakimu, tanganmu, kepalamu, seluruh diri
Hinggap di atas hebras, dahlia, dan rangkaian keladi
di kebun tuan di belakang Gereja Mater Boni Consili
Di bawah jendela dan setiap sudut rumah sendiri

Bajawa! Adakah engkau masih seperti dulu ketika
Kakakku menyediakan punggungnya sambil menari
Adikku  memberi rangkulannya sambil menyanyi
Di bawah nyala lampu mati Anton menyiapkan kayu api
Lili memasak sepenuh hati dan Tommy ambil air di kali
saat Oty memetik rebulan untuk kami

Bajawa! Adakah engkau masih seperti dulu ketika 
Paskalis Baylon Banda memetik gitar di jendela
Elkus kugendong dengan selendang 
- dan Sinta menuju peraduan sambil kudendang
Gerson kusuapi sambil bermain di sore hari
- dan Poppy masih bisa kupeluk dalam selimut pagi

Bajawa! Adakah engkau masih seperti dulu ketika
Hanya Karolina, Gabriel, dan Agustina di sana
Tertatih-tatih bertemu hati meski selalu bersua 
Engkau sendirian duduk termangu
Bagai laki-laki tua yang diam membisu
Bajawa! Istirahatlah dulu
aku ingin pulang tuk bersandar di punggungmu
Denpasar, 25 Februari 2018
Maria Matildis Banda

*catatan:
 Tana bhogi (bhogi tana): periuk tradisonal yang terbuat dari tanah merah
 bue bila: gadis cantik dan baik hati
 ja'i: tarian tradisional orang Ngadha
 Bajawa: ibu kota Kabupaten Ngada di Flores NTT



(ilustrasi bajawa fun flores/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments