TOPENG MONYET: PUISI PARMADI, JAMBI





Kulihat orang berlarian,
satu titik di satu tujuan,
mengapa demikian terburu-buru?

Semakin banyak saja orang berlarian,
dari semua titik ke satu tujuan ,
"ada apa ini?", ku bergumam dalam hati.

Sedemikian pentingkah pelarian itu,
hingga tiada beda laki wanita, anak muda dan separuh baya bergegas tiada henti
seakan tiada waktu lagi,
kecuali hari ini.

Sejenak tercekat di kerumunan tempat tujuan akhir terhenti,
orang bergerombol, terpaku pada satu arah yang jafi sorotan.
Ya. .seorang kelana dengan topeng monyetnya, sedang menghibur orang datang untuk sebuah kesenangan dan kepuasan tentu dengan sukarela bayaran,
sementara sangat monyet tereksploitasi dengan pekerjaan yang sama sekali tak dikenal di hukum rimba raya, hutan tempat hunian.
Pecinta hewani bisa saja marah,
tapi ini ekonomi semata, keahlian kelana menyuguhkan jasa hiburan yang berbayar murah, dan memberi kepuasan bagi masing-masing pribadi yang terlihat bersorak riang, ketika monyet menyajikan aksinya, dengan atau tanpa rantai di lehernya. (pmd290118)


(ilustrasi the museum of hoaxes / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments