TEMBANG GADIS PARI (BUAT UMAR KAYAM) : PUISI YOSEPH YAPI TAUM, YOGYAKARTA



Gairahku bangkit, kekasihku sayang, 
bulir-bulir padi menguning
sapi-sapi di kandang pada bunting
anak-anak nelayan riuh berdendang
para buruh riang bersenandung

Peluklah aku, kekasihku sayang,
ranting-ranting pohon lebat berbuah
angsa dua sejoli berkejaran di sawah
di langit angin bercanda dengan hujan
dan burung-burung menarikan awan

Tutuplah pintunya, kekasihku sayang.
Waktunya kita bercinta lagi.
Mainkan aku, kekasihku sayang,
mainkan bagiku serulingmu lirih
biar tenggelam aku dalam mimpi
seirama gelombang padi di sawah

Harimurti: mengapa tarian serulingmu
sesumbang harmonika Kentus memainkan
Nasakom Bersatu?
Tidakkah kau sambut senja temaram ini
dengan nyanyian asmara, seperti
ketika kita bergumul di pematang sawah 
mencari gerak irama yang mendesah?

Harimurti: kutahu malam akan segera datang.
Kunang-kunang pematang sawah akan berlalu.
Kutahu aku akan sendiri melewati malam,
kerna di jantungmu tak pernah ada pematang sawah.


Yogyakarta, 30/09/2012


(ilustrasi brix cms/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments