TATKALA AJAL (BAGI ROMI HERTON) : PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG



tatkala kupandang sosokmu dari sudut kehampaan
rasanya hilang rasa rasa kekaguman itu.

langkah dan sikap yang terperangkap ke dalam segalanya,   hilang bersama bayang-bayangmu sendiri.

jika kata adalah jiwa dan syair jalan hidupmu tertera dalam garisan tangan;  maka lumutlah kita.

tak ada anak dan istri yang tidur seranjang,
di mata-Nya hanya kain kafan sebagai kasur dan bantal di tanah becek.

dari segala catatan dalam  total perjalananmu yang bertabur senyum,
menjadi lembaran buku  di bulan ketiga.

dalam kepasrahan dililit ajal,
wajah dan tubuhmu yang berselimut kapur barus menuliskan  segala  kisah dalam onggokan istana dan mobil-mobil mewah.

tak ada lagi kesemerbakan harum bunga milik-Nya yang mengawali langkah ke peristirahatan rumah terakhirmu. 

palembang yang kau puja-puja sebagai kecintaan dalam mimpi tetakhir,
membuang wajahnya ke proyek-proyek jalan dan pembangunan LRT.

sedangkan anak istri yang kau ceburkan ke lorong kekayaan hanya menitikkan air mata di batas kehidupan.

-  kau berbaring sendiri dalam dekapan tanah berlumpur kehitaman.

semua kenangan mencair dan
merembes ke pori-pori tanah yang menyatukan kehancuran eksistensimu.

September 2017


(ilustrasi beritapagi/yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)


Comments