SUATU PAGI DI LUBANG BUAYA: PUISI RISSA CHURRIA, BEKASI



Sampailah aku di tapal batas
Tanah masih basah oleh air mata
Anak anak telanjang dada mengucap salam
Berangkat ke sekolah tanpa alas kaki dan seragam

"Selamat pagi bu guru"
Seorang anak kecil mencium tanganku
Seluruh tubuhnya kuyup,  bibirnya gemetar
Nafasnya tersengal, "a...ku.. ingin belajar"
Matanya berbinar binar penuh semangat
Aku tersenyum memandang polosnya
"Masuk dan duduklah di sana... "

Aku mendengar suara gaduh dan teriakan
" Bu guru....  keluar...  kembalikan anakku"
"Bu guru....  keluar....  jangan racuni pikiran anakku..! "
" Bu guru keluar.....!"
Pagi itu tiba tiba mencekam
Seperti mendengar teriakan halilintar
Anak anak bergumul ketakutan

Dadaku mulai bergetar
Sebatang galah mengarah di leher
Aku hanya melempar senyum tenang
"Tenanglah pak,  ada apa? Apa yang bisa dibantu? "
Lelaki paruh baya matanya menyala
" Kembalikan anakku,  atau bambu ini akan menusuk rahang ibu! "
" Jika dengan menusuk leher atau rahang saya bapak bisa bahagia,  silahkan saja"
"Aku hanyalah seorang guru yang ingin mengajar anak anak di sini"
"Tempat ini dekat dengan jakarta tetapi pendidikan amatlah hina"

Lelaki paruh baya diam
Galah di tangannya di lempar ke belakang
Lelaki paruh baya menerobos masuk kelas
Di seret tubuh seorang anak kecil yang duduk di bangku paling belakang

Air matanya berderaian
Tangannya mencoba menggapaiku
"Ibu...tolong aku...  tulis namaku di absen ibu.. "
" Aku Dendi bu... aku Dendi... "

Bekasi,  22.11.16



(ilustrasi hayatcemresi2/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments