jika menelaah seri pertama
dari sana bisa dipahami
pernyataan Rektor Alauddin
sengaja disalahpahami
diviralkan ke mana-mana
padahal maksudnya
aliran apa pun
bisa diteliti dan ditelaah
di Universitas UIN Alauddin
universitas harus bersifat universal
terbuka, kritis, dan argumentatif
saat masih mahasiswa PPs Jakarta
penulis diminta meneliti
menjadi makalah akhir
"historical materialism Karl Marx"
dibimbing Prof. Kamaruddin Hidayat
akhirnya, hasil telaah selesai
namun penulis bukan ateis komunis
dan tak akan pernah jadi ateis
teman lain meneliti Syiah dan Muktazili
walau bukan penganut aliran tersebut
saya baru saja menerima pesan
dari humas universitas ternama
menolak menerima di kampusnya
siapapun dan dari mana pun
kelompok-kelompok a priori
tak menghargai beda pendapat
apalagi datang tak diundang
menerobos masuk universitas
ingin memaksakan pendapat
sikap itu pelanggaran nyata
prinsip academic freedom
katanya mereka ingin diskusi
bagaimana bisa berdiskusi?
jika dari awal sudah a priori
dari awal sudah menvonis
"diskusi adalah sharing
memberi dan menerima
jika memaksakan pendapat
bukan diskusi tetapi mendoktrin"
ilmuwan otoritatif
dari mana pun
datang dengan terhormat
sudah punya appointment
saling menguntungkan
dalam pengembangan iptek
atau pendalaman imtak
dilangsungkan secara akademik
wajib dihargai dan diterima
itulah etika akademik
dalam Islam disebut
akhlak al-karimah
Makassar, Awal Januari 2018
(ilustrasi wikipedia/ yuk lanjut ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga berikutnya)
Comments
Post a Comment