SEJARAH YANG SAKIT: PUISI HUSENI LABIB, SAMARINDA



Sejarah tak perawan lagi kawan, ia produk hasil camuk kepentingan, memihak penulisnya, tintva tumpah demi kekuasaan, kertas terampas sketsa kenikmatan, coretan mustahil jadi sakral rujukan

Bila waktu terbenam, sungguhnya maling berhijab muka, diteras memegang pena rekayasa, tak ada sisi diakronis, ideografis apalagi unik empiris, sifat peradaban telah ditelikung oleh ego nafsu

Dimanakah kubaca lembaran kebenaran, bila pena tak mampu lagi menulis abjad, memihak netralitas pikiran, memeras ideologi pribadi, hasil tulisan akhirnya rombeng bolong terobek aku

Wahai sejarah, tak mungkin pemuda polos memetik buahmu, jika tanah sepupuk hanya meracun, hitam tak lagi hitam, putih tak tertulis putih,  naskah, prasasti dan artefak hanya pajangan waktu

Dan demi masa depan, pandanglah apa yang telah terjadi dimasa lalu, obyketif jernih mengurai nilai..; nilai lakumu, suci memaknai waktu

Distriksebrang, 23/01/2018



(ilustrasi winter girl/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments