RINTIHAN ANGSA BETINA: PUISI AGUS DWI UTOMO, SAMARINDA



Sejak aku terima pinangannya
dibawa aku terbang ke atas bukit
dipasangnya  mahkota dari daun nyiur
dan anyaman ilalang
aku permaisuri tanpa dayang
aku di keputren tanpa permadani
aku di istana tanpa singgasana

sejak aku terima pinangannya
tak ada lagi tarian di danau biru
tak ada lagi Leleng syahdu
tak ada lagi Nyanyian Sunyi di dermaga
selain bukit tandus
dan goyangan putih ilalang

sejak aku terima pinangannya
langkahku hanya dari kasur dapur sumur
sesekali mengitip tetangga lewat jendela
sesekali membuka pintu dan melambai
menghantarnya kerja
sesekali di beranda sekedar menghirup udara
namun  tetap kasur habis saat di sana

sejak aku terima pinangannya
tulang pipiku sering memar karena tinjunya
telingaku tak lagi sempurna
mataku tak lagi bisa melihat titik atau koma
lidahkupun sering kelu tak sanggup bicara
karena takut ancamannya

sejak aku terima pinangannya
tertumpahlah segala derita

haruskah takdirMu aku salahkan...?


Samarinda, Oktober 2011



(ilustrasi pxhere/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments