POLITIK BELAH BAMBU DALAM PUISI "SAJAK BELAH-BELAH" KARYA SYUMAN SAEHA




Sajak Belahbelah

Di tanah buah
Badik bermain belah

Kelapa dibelah
Jadi dua
Pepaya dibelah
Jadi dua

Hidup dibelah jadi satu

2018

(Sajak oleh Candrawali)


Kebijakan politik yang memecahbelah kehidupan berbangsa selalu membangun peradaban baru.
Jeman yang dulunya ada di timur,  satunya lagi ada di barat, sangat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya,  terutama di bidang ekonomi.

Hal yang sama terjadi di Korea (utara-selatan). Untung Jerman cepat menyadari bahwa kehidupan terpisah dari saudaranya di barat, sangat 'menyiksa' pola-pola pengembangan ekonomi di timur. Kehidupan sosial ekonomi rakyatnya di timur, jauh tertinggal di banding Jerman Barat. Karena baru muncul kesadaran  untuk menyatukan kembali eksistensi Jerman Raya.

Karena penyatuan itulah saat ini kehidupan sosial ekonomi Jerman cukup baik.

Lain sekali kehidupan mayarakat di Korea. Meski Korea Utata selalu kecang melawan Amerika dan negara sekutunya dengan senjata berteknologi mutakhir, namun kehidupan ekonomi rakyatnya amburadul.

Sajak Cahndrawali berjudul, Sajak Belahbelah, isinya mengutarakan tentang 'upaya' berbelahbelah (terpecah-pecah).

Namun di balik kata-katanya, penyair  (liriik) pandai memainkan filosofi keadaan dengan kata-kata pilihannya, belah (memisahkan satu dengan yang lainnya).

Coba kita cermati secara seksama sajak tak berbait ini...

Di tanah buah// Badik bermain belah//  Kelapa dibelah// Jadi dua// Pepaya dibelah// Jadi dua//  Hidup dibelah jadi satu.

Meski ada upaya dari sesuatu lirik yang mencoba membelah kesatuan, sikap kuatnya terlihat jelas.

Semangat inilah yang dipertahankan penyair agar hidup dan kehidupannya tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.

Jika dicermati dari balik kata, tentu ada penulis (penyair) yang menulis puisi ini. Karena ada pengaruh dari kehidupan yang mengalami perseteruan puisi esai, "kemarahan esterikanya" ia benturkan ke karya puisi. Ia tak mampu berbicara banyak untuk mengomentari kelincahan lawan di seberang, dia bersikap aku tak ingin hidup terpisah-pisah, maka pada ending puisinya ia tulis, ..... Hidup dibelah jadi satu../

Saya menyarankan agar penulis tidak sempit menjabarkan perkembangan situasi agar bisa menciptakan karya yang kompleks dengan kata-kata yang kebih bervariasi.

Meski secara tipografi puisi ini cukup kuat, namun masyarakat pembaca pasti ingin Chandrawali dapat menghadirkan karya yang lebih progresif. (Salam).

ANTO NARASOMA, PENYAIR TINGGAL DI PALEMBANG


(ilustrasi daun ijo/ yuk ke bagian bawah blog Dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments