PELUKLAH AKU, REMBULAN: PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG



peluklah aku sayang
kau berbaring di batas waktu yang menghitung-hitung  putaran jam di dinding kamar.

cinta yang kau sajikan di atas wajah wajah lama
melahirkan kerinduan pada gedung-gedung pemukiman kita,
Kasihku !

seperti kemarin,
irama sendu dalam napas asmaramu merangkul pelukanmu pada kedalaman hasrat di antara hari-hari kerinduan kita.

padahal
di langit malam yang keemasan kabut tebal membuka mulutmu yang mengatakan, peluklah aku,
Rembulan.

Desember 2017


(ilustrasi shutterstock / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments