NESTAPA IBU DI KAMPUS TRISAKTI: PUISI HAMRI PANOPPO, MANADO



seorang ihu suatu hari
di tepian kampus tri sakti menangis sedih

diraihnya ransel kuliah anaknya
daun flamboyan tunduk menyambut bela sungkawa
angin nakal kota jakarta terasa membelai nusantara

anakku..ketika air susu kusuapi
tak terbayang kau jadi pilar reformasi
buat eksperimen keledai keledai negeri

ibuku.. pelor itu telah mengendorkan nadi juang
derita berjuta rakyat indonesiaku
pelor itu telah jadi saksi abadi
pada lintas jalanku menuju Illahi

dentuman itu jadi piano nasib
ketika daulat rakyat membakar gedung, membakar rumah,membakar iman, membakar nestapa

ibuku.. pandanglah potretku jauh di cakrawala
kebentangkan sayap kebenaran
catatan kuliahlu adalah
panser di gerbang reformssi

ibuku... di pintu neraka
serbuk pelor itu mendera mereka
yang lalai dengan hati nurani
di pintu surga
ketika malaikat menguji skripsiku di meja hijau
aku yakin sebuah nilai cumlaude akan kuraih !

( kotamobagu 15 mei 1998) ditulis saat saksikan di televisi penembakan Mahasiswa dan 4 orang gugur. dari buku " percakapan dengan ombak hal.6 terbitan Orion Surabaya thun 2003.



(ilustrasi sebuah kisah/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments