MALAM DI PANTAI ENDE (BUAT MARIA M BANDA) : PUISI DJOKO SARYONO



Maria, puisi-puisi yang kita bacakan di pantai itu, sembari duduk bermuka-muka di meja, pada malam yang dijaga angin laut, menjelma derak-derak ritmis perahu. Tengah melempar sauh, lalu tergesa sandar di dermaga pelabuhan Ende, melepas letih selepas seharian mengarungi rindu: mengangkutmu menemuiku, untuk belajar mengerti cara membangunkan sepi yang suka sembunyi di dasar puisi. Saat itu seorang perempuan belia menunggui sunyi, yang gemar mengganggu pantai Ende kala sangsi, sambil mencipta bunyi-bunyi, dan diam-diam kemudian berpacaran dengan puisi. "Berpuluh-puluh tahun senantiasa begini", ujarmu seperti membongkar masgul hati, "Sejak Soekarno di buang di sini sampai reformasi berembus menyumpalkan janji". Sebelum aku sempat menimpali, hai Maria, dia menyodorkan puisi dan bunyi, "Lahirkanlah, lahirkanlah, malam di pantai Ende telah lama menanti: kembalinya sanubari di dekapan keindahan asali". Maka kita pun membaca, membaca, dan membaca puisi hingga orang-orang keluar semua dari perahu yang setia bersilaturahmi ke kota teberkati ini: hingga tiba pagi.


(ilustrasi satyawini/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments