HIKAYAT KOPI: PUISI JOKO SARYONO, MALANG



/1/
Menyeruput nikmat kopi pagi adalah mencecap derita para jelata: dikirim para kolonialis ke kebun-kebun menjadi buruh paksa: bertaruh hidup dan nyawa di hadapan acung senjata: demi kopi-kopi beraroma ternama mendunia: dan limpah ruah harta para kolonialis Belanda: yang pura-pura mendidik dan memajukan bumiputera.

Menghidu aroma kopi adalah merasai pedih luka anak bangsa: dimata-matai dan didera para mandor kolonialis Belanda: bahkan dipulangkan nyawa ke alam baka saat disangka tak setia.

/2/
Tatkala kau hirup aroma kopi tidakkah kau rasakan pedih derita buruh-buruh perkebunan kopi pada masa tanam paksa? Dan tidakkah kau rasakan tusukan-tusukan senjata para serdadu Belanda? Juga para bumiputera yang menghamba kolonialis demi keuntungan diri tak seberapa? Boleh jadi tak kau rasakan semua karena sejarah tak mengalir di urat nadimu. Mungkin tak kau hikmati semua karena napas sejarah tak jadi jalan cahaya tatkala mengarungi dunia.

Ketika kau teguk nikmat kopi idaman pernahkah kau sadari rahang-rahang rakus dan kejam menganga para kapitalis dunia? Dan pernahkah kau rasakan nyeri tikaman tangan-tangan usaha raksasa? Juga para bumiputera yang lebih menghamba benda fana ketimbang bangsa? Bisa jadi semua tak pernah kau bayangkan sebab sejarah dibersihkan dari segenap kegelapan: kepedihan. Boleh jadi semua tak pernah kau pahami karena arus sejarah telah disterilkan dari segala kebopengan dan kekacauan.


(ilustrasi pinterest/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments