FAJAR PAGI: PUISI DJOKO SARYONO, MALANG



Sahabat, sesaat sesudah fajar  membuka mata, kudengar sepasang rindu bercakap mesra, seperti angin basah embun mengelus telapak daun angsoka. Itukah cahaya kita yang selalu bersama meski berbeda, ya kerap berbeda, hingga langit pagi girang memamerkan berlaksa warna? Bukankah perbedaan itu gradasi warna langit biar pandang mata kita menatap cakrawala indah dan pelangi? Dan kita kerap jadi terdiam, terberangus aksara dan suara? Lantas suasana mencipta masa permulaan segala, ketika jagat raya hidup dengan bahasa rupa, makhluk-makhluk berasyik masyuk pakai bahasa kasih, dan aksara juga angka baru ada di rahim semesta.

#Selamatmengarungpagi


(ilustrasi Islam.ru/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments