EPILOG TIGA RUANG SEJARAH: PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG



/1/
angin yang datang membawa kabar dari secarik kertas buram,  terlipat di saku celanaku

sudah tujuh hitungan kau tulis di antara riak air yang membawa potongan kertas ke hulu sungai.

sejak dulu,
kau aktifkan kembali kebesaran sriwiijaya melunta-lunta ke kamar tidurku

tiap saat ketika buku buku itu kubuka,
susunan hurufnya membacakan kekuasaan yang merajai wilayah persinggahan di sejumlah kisah

/2/
di ruang pertama sejak pilihan kata itu berlari-lari kecil di dataran sajakku,  sejumlah prajurit melayari kapal sembari berteriak;
: inilah aku. prajurit terkasih dari tiga armada. berperang dalam bait-bait kisah kerajaan sriwijaya yang menguasai metapora sejarah !

epilog tiga ruang di sisi akal dan historia itu,
ia ceritakan kenbali sebelum tercatat pada gubuk rumahku yang bertabur kata-kata

/3/
tombak dan pedang sejak tiga epilog berlalu dalam citraan, mengulas kembali keberanian efek bunyi menembus intonasi nada

tatkala sejarah menjadi tua, segala cuaca yang keriput berjalan tertatih dengan tongkat kekuatan teoriku.

Januari 2018


(ilustrasi yuggler/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments