DI PANGKAL PAGI: PUISI FX PURNOMO, PAPUA



Babak demi babak lakonmu membelit nalar
Melahirkan ancaman bagi menyebar kebaikan
Babak demi babak arah jalanmu kian liar
Menghujamkaan amarah ke jantung pembawa suka cita
Dimana lagi akan kau cari para kurcaci penghasut jiwa ?
Untuk lajur satu adegan kau masih sama seperti yang lain
Bicara dalam 1001 makna
meski masih terdengar mandul arti
Untuk arah satu tujuan kau masih punya warna
meski tanpa tepi dan lupa arah jalan pulang
Kenapa tidak kau pasrahkan saja jalan hidupmu pada bintang pagi
sebelum subuh menjelang
dan memporak porandakan seluruh hasratmu ?
Atau kenapa tidak kau letakkan saja kegerahan jiwa itu pada  pangkal hati sebelum kabut menjatuhkan bayang hitamnya diatas pangkuanmu ?
Atau kau masih menghendaki
pasukan "kurawamu"  datang menerjang dan menghujamkan amarah
Sama seperti saat bunga liarmu itu terhempas badai dan lari tunggang langgang meninggalkanmu ?
Tetaplah pada pendirian
Tapi jangan harap sehelai selendang bidadari yang pernah kau curi itu menyanyikan kidung pujian
Sebab pagi telah menorehkan lukanya ke arah kiblat
Dan kau masih saja meneriakkan cacian itu

#sydney 21 Januari 2018#



(ilustrasi tribunnews/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklan untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments