memandang bentuk,
aku terpojok di antara kekayaan-Nya.
wajah orang-orang cina yang membentuk gedung pertunjukan,
melukis kekayaan dalam keanehan di dada-Nya.
wàjah berlipat,
tambun yang mengitari keluasan misteri,
menempatkan penonton ke sudut mengherankan yang membodohkan.
tatkala berenang ke kekobaran api,
tontonan ke pojok pendatang yang keheran-heranan.
hongkong
tak pernah sepi
memberi arti.
hongkong,
September 2004
puisi ini dimuat di
Sumatera Ekspres
edisi 20 Desember 2004.
(ilustrasi artbaselhongkong/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklan untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment