DI ATAS PANGKUAN SANG REMBULAN: PUISI FX PURNOMO, PAPUA



Diatas pangkuan sang rembulan
kutumpahkan segala rasa sesal
tentang tangan yang tak bertuan yang menjamah asa
tentang bathin yang menekan dan mencoba memanipulasi keadaan
Juga tentang moral yang kerasukan iblis jahanam

Di atas pangkuan sang rembulan
aku masih bisa menjulurkan lidah
meludah pada wajah wajah pendusta
pada akhlaq yang terbenam di lumpur lumpur kenistaan
pada iman yang terikat rasa iri dan dengki karena datangnya burung gagak

Kapan kau akan mulai berhenti berteriak
kapan kau akan mulai berhenti memaksa kehendak
kapan kau mulai sadar bahwa kata kata ini milik orang banyak

Lihat,
ujudmu sendiri seperti malaikat penjaga neraka
seperti kaum imperalis yang melemparkan sebutir gula gula pada bocah yang baru lahir
Lihat,
hasratmu sendiri kini tak ubahnya kaum peminta minta yang menggedor pintu penganut kepercayaan
Lihat,
kau sendiri mulai takut dengan bayanganmu

Rebahkan hasratmu sebelum bintang bintang melenyapkan milikmu yang paling berharga
Ulurkan tanganmu sebelum permohonan maaf berubah menjadi petaka
Sebab aku tak pernah menghargaimukarena kamu seorang pendosa
Disini
Semua akan diawali
Meskipun aku masih diatas kota terlarang



(ilustrasi Pinterest / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments