DAN, MAUT MENJADI DIKSIMU (BAGI INDRA USMAN) : PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG



gunung itulah yang tegak dalam kerimbunan cuaca pagi.

sementara hembusan angin di desamu, menghadirkan jutaan kata dalam sisa perjalanan kita.

kali ini
tak terlihat gemuruh lahar gunung di hatimu

karena kabut telah mengirim aromamu yang tertatih ke muara namamu dalam kabar duka

di antara ingatan yang dangkal,
terakhir kalinya kita melayari lautan sajak.

kedalaman makna dan ruas kata di ujung diksimu,
memjuntai ke segenap gagasan.

maka,
di tengah gelombang syair itulah kita terdampar berrsama  larik sajak yang berkisah di negeri hang jebat.

kali ini kata-kata telah terpisah dari makna. lembaran puisi pun menjadi maut di tengah perjalanan akhir teentang metapora senyummu.

maka cipratan ajal pelan-pelan mencekik tanda baca dalam perkataan

dalam diam
dalam beribu ucapan di kedalaman serat daging dan tulang belulang sajak dari tanah asalmu.

Kuala Lumpur,
Mei 2013
------------------------
Puisi ini dibacakan dalam pelatihan sastra puisi di Balai Bahasa Sumatera Selatan.



(ilustrasi geologi.com/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments