DALAM SEBUAH PROLOG: PUISI SYUMAN SAEHA, MANDAR



Pada saatnya kesadaran kau letakkan
Kaki menara bernama ingatan

Siapa peduli akan pengalaman

Kau bertanya soal genap ganjil
Membilang helai napas yang gigil
Dan udara hampar kau pertemukan disana

Ringan sekali aku melagu katamu
Saat kita memesra cuaca di kedalaman jiwa
Ada sempat tersebut ilaha
Dan samudra arungang manusia

Tibatiba kita terbahak dalam kelakar
Seperti sepakat membaui wangi leluhur

Apa aroma pesannya
Kita sama bertanya

Di luas ini alam
Manusia lebih lagi dalam
Ingatan ini akan bermuara pada ilaha
Menerima kesadaran ini pada dasarnya
Daundaun berangkat dari pucuk yang sama

Lalu siapa tangan menggenggam belati
Mengiris akar besar beringin
Dan membawanya ke pangkal pohon pisang

Apa ketika sadarnya menemu ilaha
Getar manusia belum tiba pada hamba
Apakah ketika tubuh leleh dengan diri
Wujudnya tak merambah pada bersesama
Memberi napas dan menerima udara

Sekali waktu kulihat burung
Terbang merendah sayap lurus sebentang
Kanan kiri ditengok bergantian

Kesadaranku pada suatu lupa
Benar tak berdaya menolak datangnya satu ingatan

Mandar, Januari 2018


(ilustrasi pixabay/ yuk lanjut ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments