BIBIT BUNGA MATI: PUISI DIANA BACHTIAR, JAMBI




Aku tidak menatapmu nanar,
cukup aku melihatmu dari sudut mataku,
dan kutahu kau memandangku  lekat, kenapa duhai tuan ?
Aku segera berlari sangat jauh
dan berhenti sampai di tepian taman
 di dalam relung hatiku
yang paling dalam
aku tatap bunga kering yang
sebentar lagi berjatuhan,
Tapi aku tersenyum
karena kutelah membawa
 bibit bunga baru yang
akan kutanam ditaman
dalam hatiku
Adakah kan tumbuh berbunga?
Belum sempat kujawab
kau telah menyapaku
oh aku kaku kelu
dan bisu



(ilustrasi hardening how to know/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments