JEJAK KITA DI INTERNET




Akhir tahun lalu saya diminta membentuk tim untuk mengelola dapur pemblokiran konten internet yang artinya saya harus merekrut pegawai baru Non-PNS. Proses pencarian pun dilakukan. Setelah beberapa minggu terkumpulah sekitar 20-30 daftar riwayat hidup para pelamar.

+++
Terus terang saya tidak melihat sama sekali pelamar berasal dari kampus mana atau memiliki Indeks Prestasi berapa. Yang pertama kami lakukan adalah melakukan profiling para pelamar dari riwayat mereka berinternet.

Jejak-jejak digital para pelamar diurai satu persatu, sampai akhirnya kami menemukan beberapa yang cocok untuk didalami lebih jauh. Baru dari situ kami intervieu secara khusus dan merekomendasikan beberapa dari mereka untuk bergabung di ‘tim hore’ kami.

+++
Suka tidak suka, jejak digital kita di internet wabilkhusus di media sosial bertebaran. Dari situ kita bisa menganalisa sekilas bagaimana karakter dari orang yang akan kita rekrut. Seberapa nyinyir dan kasar orang tersebut berujar, seberapa berisik dan cerewet orang tersebut, seberapa terbuka orang tersebut, apakah orang tersebut tipe yang reaktif atau pro aktif, apakah orang tersebut orang yang menyenangkan untuk bekerja sama, apakah orang tersebut tipikal oportunis, baperan, dan lain-lain.

+++

Baru kita pilah berdasarkan kriteria pegawai yang dibutuhkan. Khusus untuk tempat saya, kriteria yang dibutuhkan adalah tipe pegawai yang paham seluk beluk medsos tapi tidak terlalu berisik di medsos. Selain itu tetu ada beberapa kriteria lain yang tidak bisa saya sebutkan. Dari situ saya bisa merekomendasikan siapa yang tepat bergabung di tim saya.

+++

Saya yakin sekarang dan sampai beberapa tahun ke depan, perusahaan atau instansi akan menggunakan metode alternatif seperti ini untuk menilai calon pegawainya.

Perusahaan atau instansi mana sih yang mau merekrut pegawai yang sering menyebarkan kebencian di media sosial dan sering mengumpat atau mencaci orang yang berbeda pendapat?

Perusahaan atau instansi mana yang mau merekrut pegawai yang tipikalnya selalu nyinyir terhadap berbagai isu? Untuk isu yang tidak paham saja orang tersebut sering nyinyir dan sok tahu, apalagi nanti jika terkait isu perusahaan atau instansi yang akan dia tempati. Pasti tidak menyenangkan bekerja dengan mereka bukan?

+++

Bagaimana jika jejak-jejak tersebut sudah kita hapus di internet? Saya tanya balik, yakin jejak tersebut hilang? Ada banyak lho metode untuk menarik kembali jejak-jejak digital yang terkubur. :)

+++
Bagaimana jika sudah terlanjur meninggalkan jejak-jejak negatif? Saran saya sih mulailah dengan membanjiri akun media sosial atau blog kita di internet dengan banyak informasi atau pesan-pesan positif.

+++
Jangan sampai kita menanggung malu kepada anak cucu cicit kita di masa depan karena mereka membaca semua jejak negatif kita di internet pada masa kini!

+++
Digital is 'Eternal'!


TEGUH ARIFIYADI,  penjaga dapur konten internet keminfo

Comments