inilah air
dari bibir sumur yang menaburkan kejernihan,
adalah cermin
lalu dia berkata:
-wajah yang teduh
memaparkan keheningan cuaca
di sudut zikirmu.
lalu,
wajah gadis yang jernih memanjang dalam kerudung
berkaca di atas kebeningan air sebagai cermin.
-hapuslah segala pikiran ke dalam sujud asalmu.
kening dan mukenah seperti sahabat yang mengajarkan keapikan mencium keharuman tubuh-Nya.
sebab, burung-burung telah berkaca di bibir sumur,
: kenali dirimu
Ia tak jauh dari keikhlasan doamu yang kaffah.
tatkala remang fajar
membayang pada kelokan tahiyat akhir, rona wajahmu memancarkan kearifan
bergumul dengan Cinta.
karena awal dan akhir kehidupan adalah doa-doa atas kebesaran-Nya.
Ankara, Maret 1992
puisi ini termuat dalam antologi Ghirah, halaman 5 diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Sastra.
(ambau.id/ilustrasi: gambarkaligrafilengkap.com)
Comments
Post a Comment