Busak Malay adalah bunga yang melambagkan persahabatan pada suku tidung. Busak Malay biasanya sering ditemukan di acara pernikahan dan aqiqah karena bagi suku tidung tidak afdol jika tidak ada Busak Malay di dalam acara tersebut.
Biasanya busak malay pada umumnya terbuat dari bambu dan batang pisang, biasanya batang pisang yang digunakan sekitar 1-1,5 meter. Satu batang busa biasa memperoleh 150-200 tusuk bambu. Batang pisang biasanya di hiasi dengan kartas minyak berwarna. Kemudian ada bambu yang di tancapkan pada batang pisang tersebut, sebelum di tancapkan bambu di belah-belah dengan panjang 45-60 cm, bambu yang telah di belah di amplas hingga halus agar mudah untuk di lapisi kertas kado ataupun kertas minyak.
Setelah bambu di belah dan di amplas bambu tersebut di raut ujungnya agar mudah menamcap pada batang pisang yang telah di hiasi oleh kertas minyak berwarna. Sebelum bambu ditancapkan ke batang pisang bambu hendaklah di lapisi dengan kertas minyak agar terlihat lebih menarik, biasanya di ujung bambu di beri telur beserta uang tergantung pada si pembuat busak malay tersebut.
Gayang Mandau adalah senjata tajam sejenins parang berasal dari kebudayaan Tidung dan suku Dayak juga biasanya menyebutnya parang ini Mandau. Mandau adalah salah satu senjata tradisional orang TIdung. Biasanya Mandau untuk berpegang atau juga untuk sebagai pengayauan (pemenggalan kepala musuh). Tetapi sekarang Mandau digunakan untuk ritual-ritual adat dan sebagai hiasan. Ada juga nama-nama dari sisi Gayang Mandau yaitu Kupang., Ambang, Bilah Mandau, dan Hulu. Gayang Mandau juga terdapat ukiran tersendiri, kadang juga sebagai cenderamata.
Ambau adalah salah satu benda tradisional yang berfungsi untuk menjerat kepiting. Ambau terbuat dari dua buah rotan dan di bagian awah dianyam sehingga menyerupai jaring, bagian sudut ambau diberi pemberat agar saat dilemparkan tenggelam dengan sempurna, alat ini sampai sekarang masih banyak digunakan oleh masyarakat.
Jala adalah salah satu alat tradisonal suku tidung untuk menjerat ikan maupun udang. Jala terbuat dari anyaman tasi, lubang jala berdiameter 1 mm dan di ujungnya diberi pemberat agar dapat tenggelam dengan sempurna, hingga saat ini alat tradisonal jala masih sering digunakan oleh masyarakat suku tidung.
Tamba atau kelong merupakan alat tradisional suku tidung yang berguna untuk menjerat segala jenis ikan laut. Tamba terbuat dari bambu, tinggi tamba sekitar 2,5-3 meter, tamba sering kita jumpai di pesisir pantai.
MUHAMMAD TAUFIK, mahasiswa pbsi fkip ubt
Comments
Post a Comment