PENGALAMAN BERKUNJUNG KE BALOY ADAT TIDUNG DI KERAMAT KOTA TARAKAN



Pada hari senin, tanggal 9 oktober 2017,  saya dan teman-teman melakukan obserfasi yang  berada di baloy adat tidoeng (Rumah adat tidung) yang berada di keramat tarakan, yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang suku adat tidung, dimana suku tidung ini merupakan sejara, tentang kerajaan yang meningalkan berbagai macam alat kerajinan tanggan adat tidung, dan alat yang digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas, gasing berfungsi sebagai alat permainan tradisional suku tidung, dimana alat permainan ini digunakan sebagai hiburan suku tidungbukan  hanya gasing, ada beberapa alat tradisional yang digunakan dalam suku tidung yaitu:  baki (Tempat Tutung) berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan makanan suku tidung agar terhindar dari kotoran, debuh, dan juga binatang yang hingap di makanan, gayang mandaw (Parang Mandau) berfungsi sebagai senjata tradisional para suku tidung dan juga biasanya di gunakan sebagai perhiasan rumah atau cendra mata, beluing berfungsi sebagai alat yang biasa digunakan untuk membersihkan rumput di halaman rumah alat ini sangat sederhana tapi mempunyai kegunaan yg sangat membantu suku tidung beluing ini juga bisa di gunakan merumput di sawa untuk membersikan rumput-ruput yang ada di sekitar pokokpadi, dan masih banyak lagi barang-barang yang lain.
Observasi, atau yang biasa dikenal kuliah lapangan ini memberikan saya berbagai macam pengetahuan tentang suku adat tidung tarakan, walaupun semua alat atau barang tradisional belum kami ketahui,  kami dapat menanyakan kepada masyarakat suku tidung barang apa saja yang masih ada, pada masyarakat suku tidung. Karena adanya kuliah lapangan ini saya memahami betapa penting nya sebuah kebudayaan, dan saya juga dapat mengetahui bagai mana cara menjaga dan melestarikan adat istiadat, agar tidak pudar di generasi muda yang baru, karenah berbagai pengalaman yang sudah saya ketahui tentang adat istiadat. Dan saya berterima kasih kepada dosen pengampuh karenah telah memberikan kesempatan untuk kuliah lapangan, dan juga saya berterima kepada dinas pendidikan dan pengelolah kebudayaan adat dayak tidung yang telah mengizinkan kami dalam melakukan observasi di rumah adat tidung, dan juga telah memberikan saya motivasi untuk mempelajari tentang bahasa maupun kebudayaan.

LAFU, mahasiswa pbsi fkip ubt

Comments