KEHAMILAN DAN TUGAS AKHIR KULIAH (KETIKA BUAH HATI TAK KUNJUNG TIBA (5)



Saya tidak bisa mendeskripsikan perasaan saya saat melihat dua garis merah pada alat uji kehamilan yang saya pegang. Pada saat itu, saya juga tidak terpikir untuk memberi kejutan pada suami saya, Mas Mohammad Nasikh Ridwan dengan cara yang romantis seperti di novel atau film-film, hahaha... Karena suami saya masih di kantor, segera saja saya kirim foto hasil test pack melalui blackberry messenger sambil memberi tahu kalau kemungkinan saya hamil..  Sesaat setelahnya saya segera mencari Ibu saya di rumah sebelah. Ibu memeluk saya sambil menangis. Saya sendiri seperti kehilangan kata-kata.

Setelah memastikan ke dokter bahwa saya benar-benar hamil, saya mengabarkannya ke teman2 dekat. Dalam waktu tidak berapa lama, kabar kehamilan saya segera tersiar meluas. Saya merasa bahwa kehamilan saya disambut alam semesta dan seisinya dengan suka cita. Banyak teman2 yang kemudian mengirimkan pesan ucapan selamat baik melalui sms, whatsapp, atau bbm. Tidak sedikit yang menelepon sambil menangis.

Dibalik rasa suka cita, sesungguhnya terselip rasa galau dalam diri saya ketika mengingat disertasi saya. Saat itu saya juga merasa bingung bagaimana cara menyampaikan kabar kehamilan saya pada promotor. Bukan tanpa alasan jika saya merasa bingung. Berdasarkan banyak cerita sebelumnya, saya tahu bagaimana sikap beliau terhadap kehamilan mahasiswa. Beliau sosok yang disiplin dan perfeksionis... selalu menekankan promovendusnya untuk bekerja keras, cepat, dan cerdas dalam menyusun disertasi. Saking bingungnya barangkali saat itu saya seperti orang yang mau minta pertanggungjawaban atas kehamilan yang saya alami... hahaha... Di kemudian hari, saat memperkenalkan saya pada ujian terbuka beliau menegaskan jika sama sekali tidak bertanggung jawab atas kehamilan saya... Penegasan yang membuat seluruh isi ruangan tertawa...

Saya belum menemukan kalimat dan momen yang tepat untuk menghadap Promotor. Sembari menunggu waktu yang pas, saya kirimkan kabar bahagia ini pada ko promotor saya... "Mbak, saya hamil" begitu bunyi pesan saya melalui bbm.. "Enjoy saja.. Ini kehamilan keberapa?" Tanya beliau menjawab pesan saya. Ketika saya kasih tahu bahwa ini kehamilan pertama setelah menunggu 17 tahun, beliau membalas dengan kalimat menenangkan.

Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar kalau Prof. Uchol Kim (salah satu tokoh dan pegiat Psikologi Indigenos) dari Korea akan datang ke Fakultas Psikologi. Promotor saya berencana mempertemukan para mahasiswa bimbingannya dengan Prof. Kim. Untuk kepentingan tersebut, beliau meminta kami untuk menghadiri briefing sehari sebelumnya. Entahlah, tiba-tiba saja saya merasa mual-mual dan lemas pada hari itu. Saya mengirimkan pesan melalui whatsapp kalau saya sedang sakit sehingga tidak bisa ikut briefing serta berjanji akan datang keesokan harinya untuk bertemu Prof. Kim.

"Katanya sakit... sakit hamil ya?" Sambut Promotor saya sambil tersenyum begitu saya muncul ke ruangan beliau keesokan harinya. Seketika itu legalah saya... Hahaha.. Nampaknya Mbak Avin, ko promotor saya telah menyampaikan kabar kehamilan saya pada beliau. Hari itu saya mengikuti pertemuan bersama Prof. Kim dengan gembira...

SITI ROHMAH NURHAYATI,  dosen fip uny

Comments