KULIAH. DOA DAN KEHAMILAN (KETIKA BUAH HATI TAK KUNJUNG TIBA (3)



Hari demi hari, tahun demi tahun kami lalui. Meskipun kami tetap menyimpan harapan untuk bisa menimang anak, namun hal itu tidak menjadi beban.. Saya pasrah atas semua ketetapan Allah SWT. Apapun yang terjadi, itulah yang terbaik bagi saya. Yang penting hidup saya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Tahun 2011 saya genap berusia 40 tahun. Saya mensyukurinya dengan mengajak Ibu saya pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umrah. Meskipun saya memasuki usia yang tidak lagi ideal untuk hamil, saya tetap menyelipkan doa agar saya diberi kesempatan untuk hamil dan mendapatkan keturunan. Salah satu doa lain pada saat itu adalah agar lamaran saya pada program pendidikan doktor psikologi UGM diterima... Hihi... saya perlu berdoa secara khusus karena kabarnya pada tahun itu Fakultas Psikologi UGM memperketat seleksi masuk program doktor dan hanya akan menerima sedikit mahasiswa karena suatu sebab. Sungguh saya tidak ingin kuliah di luar kota, apalagi di luar negeri meskipun suami saya, Mas Mohammad Nasikh Ridwan mengijinkan... Selain karena Ibu saya keberatan, juga karena skor IELTS saya tidak mencukupi... haha... Padahal sebelumnya saya sudah mengikuti Pre Departure English Program (PDEC) selama 2 bulan di Universitas Negeri Malang bersama teman-teman dari berbagai universitas.

Alhamdulillah akhirnya saya diterima menjadi mahasiswa Program Doktor Psikologi di UGM bersama 4 orang lainnya. Saya merasa beruntung karena lolos seleksi di antara banyak pelamar lainnya. Saking senangnya, saya sampai melelehkan air mata  saat menerima surat pemberitahuan dari Fakultas Psikologi. Selain karena doa, tentu karena sebelumnya saya sudah mempersiapkan pra proposal disertasi dengan cukup matang. Pra proposal ini menjadi salah satu penilaian penting dalam seleksi masuk.

Pada hari-hari selanjutnya saya mulai disibukkan dengan kuliah dan berbagai tugasnya yang menyita waktu. Saya tenggelam dalam jurnal-jurnal yang harus saya baca dan saya review. Hal ini membuat saya tidak lagi berpikir tentang kehamilan, anak, atau keturunan...

mBantul, 6 Oktober 2017


SITI ROHMAH NURHAYATI, dosen fakultas ilmu pendidikan, universitas negeri yogyakarta

Comments