UJARAN KEBENCIAN, POLISI DAN KITA: DI BALIK DAPUR PEMBLOKIRAN KONTEN NEGATIF INTERNET (7)



Beberapa waktu silam,  seorang rekan penyidik polisi mengkonfirmasi kepada saya penangkapan Donald Ignatius Suyanto atau Donald Frans (DF) salah satu most wanted yang kerap mengumbar video pernyataan kebencian khususnya terhadap Islam, ulama, dan ajarannya.

Keberhasilan ini berkat kerjasama antara Satgas Media Sosial Mabes Polri yang dibentuk oleh pak Tito Karnivan dan tim penyidik Polda Bali. Beberapa kawan penyidik yang saya kenal dalam pengungkapan kasus ini sebetulnya mereka bukan muslim (ada yang hindu dan kristen). Tapi profesionalitas mereka dalam menangani kasus ini layak diingat dan diapresiasi.

+++

Reputasi DF dikenal luas di media sosial karena kaberaniannya menantang siapapun yang tidak sepaham dengan pemikirannya tentang konsep beragama. Sayangnya bahasa yang digunakan sangat tidak layak untuk dikonsumsi publik dan cenderung terus menyerang ajaran dan ulama Islam secara brutal dan emosional. Pendapat subyektif saya pernyataan-pernyataan DF jauh lebih mengerikan, sensitif, dan sangat provokatif tentang isu agama dibandingkan pernyataan pak Ahok tahun lalu. Video-video DF bahkan lebih dahulu populer dibanding video pak Ahok. Hanya bedanya DF bukan public figure, bukan gubernur, dan bukan juga tokoh politik!

Saya paham betul tidak mudah menyidik dan memburu pelaku kejahatan yang menggunakan media sosial. Target yang terus berpindah, anonimity, dan tracking jejak digital menjadi tantangan pengungkapan kasus ini. Saya juga tahu ini bukan kasus pertama  yang ditangani penyidik Polri untuk menjerat para haters agama yang telah melampaui batas-batas hukum dan norma. Banyak kasus yang sudah diungkap namun tidak terlalu riuh dipublikasikan.

+++

Mungkin lidah kita terlalu berat untuk sekedar memuji, atau memberi apresiasi kinerja Polri untuk kasus ini. Saya sih berharap sahabat-sahabat yang selama ini sangat membenci polisi, sedikit melonggarkan lisan dan hati untuk sekedar mengapresiasi kinerja Polri dalam kasus ini. Sedikit saja kok!

Meski saya tahu, penyidik yang bekerja menangani kasus-kasus seperti ini sebetulnya tidak mengharapkan pamrih apapun dari masyarakat. Menangkap penjahat sudah menjadi rutinitas dan kewajiban mereka. Jikapun ada yang memuji, itu hanya bonus reaksi sosial saja. Tapi jika tidak ada yang mengapreasiasi, setidaknya akan ada orang yang selalu bangga dengan apa yang mereka kerjakan. Siapa? ya keluarga mereka sendiri! :)

+++

Entah apakah pengungkapan kasus ini nantinya akan juga dibumbui dengan teori konspirasi bagi para haters Polri. Tapi seharusnya itu tidak jadi soal, karena bagi para pecandu teori konspirasi akut yang sudah over dosis, teman facebook mereka pun bisa dianggap sebagai mata-mata yahudi yang dikirim Amerika untuk mencuci otak mereka, mereka bahkan mungkin akan meyakini jika handphone mereka adalah robot buatan komunis China yang bisa sewaktu-waktu membunuh mereka saat mereka lengah. Namanya juga konspirasi! :)

+++

Anyway, saya atas nama pribadi mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan penyidik Polri atas pengungkapan kasus tersebut. Jika kerumitan pengungkapan kasus tersebut bisa diselesaikan dengan sangat baik, saya juga yakin kasus pak Novel Baswedan bisa kalian selesaikan dengan baik pula!


TEGUH ARIFIYADI, pegawai negeri sipil

Comments