TOILET DAN GENDER DI AMERIKA: OLEH-OLEH DARI AMERIKA SERIKAT (3)



Ini masih seputar cerita perjalanan saya di beberapa kota di Amerika. Kali ini saya tidak akan cerita lagi soal indahnya persaudaraan muslim minoritas di Amerika seperti cerita saya sebelumnya.

Saya akan bercerita soal toilet dan gender di Amerika. Nah lho, apa hubungan antara keduanya?

+++

Tahun lalu di Amerika sempat terjadi protes golongan kristen konservatif terhadap sebuah perusahaan ritel sejenis hypermart yang bernama “Target Corp” karena mempersilahkan Transgender untuk menggunakan kamar mandi sesuai pilihan gendernya.

Misalnya jika Transgender tersebut seorang laki-laki, dia dapat mengatakan bahwa dia 'merasa seperti perempuan’ dan boleh memasuki kamar mandi perempuan, begitu juga sebaliknya. Edan kan? :)

+++
Aktivis kristen konservatif menganggap kebijakan tersebut akan mendorong pemangsa seksual dan menempatkan perempuan dan gadis muda dalam bahaya di Toilet.

Mereka akhirnya berhasil mengumpulkan lebih dari 1 juta petisi untuk meminta Target Corp membatalkan aturan tersebut di tokonya. Para aktivis bahkan mengkampanyekan ajakan memboikot Target Corp dan berimbas pada penjualan perusahaan tersebut.

Akhirnya aturan tersebut dibatalkan Target Corp dan sebagai gantinya Target Corp berencana membuat kamar mandi ketiga selain kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan.

Sudah selesai masalahnya? Belum! Ide kamar mandi ketiga itupun ditentang habis-habisan oleh Transgender karena dianggap sebagai bentuk diskriminasi terhadap mereka. Serba salah bukan?

+++

Urusan Toilet bisa jadi rumit jika dikaitkan dengan gender. Padahal di Indonesia, banyak toilet yang bisa dipakai laki-laki dan perempuan tanpa ada pembatasan gender. Apa ada yang protes? Tidak ada kan? :)

+++

Kemarin saya berkesempatan melihat langsung bagaimana demo kaum kristen konservaitf menentang prilaku Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) di sudut salah satu kota di Ohio.

Yang membuat saya geram, pendemo tidak hanya menentang keberadaan kaum LGBT, melainkan juga menentang adanya muslim di Amerika. Kebencian mereka terhadap LGBT disamakan dengan kebencian mereka terhadap orang-orang Islam (foto terlampir). Benar-benar penistaan agama!

Tentu saya paham, mereka sama sekali tidak mewakili kaum kristen pada umumnya.



Kawan saya orang Amerika mengingatkan bahwa di Amerika, siapapun berhak memiliki pendapat yang berbeda tentang ketidaksetujuan adanya muslim dan hal tersebut dilindungi undang-undang.

Jika saya tidak setuju, saya dipersilahkan beradu argumen dengan demonstran tapi jangan coba-coba menyentuh mereka karena bisa dianggap sebagai ancaman dan berimbas pidana.

+++
Selain mereka menistakan Islam, disaat yang sama mereka juga menistakan Katolik Roma yang disebutnya sebagai Devil (foto terlampir). Muslim dan Katolik di kota ini pun tidak terprovokasi dan bahkan menganggapnya hal biasa. Sabar bener deh!

+++
Di salah satu kampus yang saya datangi, tidak hanya LGBT yang mendapat dukungan resmi pihak kampus, melainkan juga golongan Queer. Kaum Queer adalah orang-orang yang MERASA gendernya bisa berubah-ubah sewaktu-waktu, mereka tidak mau disebut LGBT. Queer ya Queer! Bahkan disalah satu papan pengumuman resmi kampus tersebut, jelas terpasang iklan penawaran teman sekamar kosan bareng khusus kaum Queer (foto terlampir).



Liberalisme Amerika menjalankan kebebasan yang menurut saya di luar batas wajar. Kebebasan berbicara atau freedom of speech dianggap ruh demokrasi, boleh dilakukan siapapun bahkan dianggap tidak ada masalah jika itu harus mengabaikan norma agama.

+++
Saya bukan tidak setuju dengan kebebasan berpendapat. Berpendapat adalah hak asasi! Suarakan perbedaan pendapat kita sekeras mungkin di manapun termasuk di media sosial, tapi tetap harus ingat ya, ada etika, ada norma agama, dan ada rambu-rambu hukum yang tidak boleh kita langgar!

Kalau kita melanggar dan disemprit penegak hukum karena kebebasan pendapat kita yang kebablasan, jangan buru-buru pakai hastag save-savean. Apalagi jika cuma disemprit, dan belum sampai dikenakan tilang! Siapa tau kita memang benar yang salah.

+++

Terimakasih sahabat dan rekan-rekan sudah rela membuang waktu Anda membaca tulisan-tulisan saya selama ini!

Sehat dan Sukses untuk semuanya! Jangan lupa bersyukur!

—Pittsburgh, Pennsylvania menjelang dini hari—


TEGUH ARIFIYADI, pegawai negeri sipil

Comments