PROFESOR JESSICA BALL: PEMBELAJARAN BAHASA ASING PADA USIA AWAL BERESIKO KEPADA PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK-ANAK




 (sumber: www.123rf.com)


Profesor Jessica Ball, Guru Besar di School of Child and Youth Care di University of Victoria, Australia, menyatakan bahwa secara umum, terdapat banyak anak 'terpinggirkan' dan tidak terdaftar di sekolah.  Selain itu, anak-anak yang berkomunika dengan bahasa utamanya di sekolah bukan dengan menggunakan bahasa ibunya cenderung putus sekolah atau gagal pada saat mengikuti kelas awal di sekolahnya.
Penelitian Unesco menunjukkan bahwa bahasa pertama yang dikuasai anak adalah bahasa yang optimal untuk literasi atau melek huruf, serta bermanfaat untuk belajar di sekolah dasar.  Banyak sistem pendidikan di dunia ngotot menggunakan satu atau beberapa bahasa yang diistimewakan secara eksklusif. Mereka tidak berkomunikasi dan berbicara di antara mereka sendiri dengan menggunakan bahasa ibu mereka, atau bahasa pertama yang seharusnya mereka kuasai,” demikian rangkuman pendapat Profesor Jessica Ball sebagaimana dipublikasikan oleh globalpartnership.org.
Profesor Jessica Ball mengingatkan resiko besar terkait pembelajaran bahasa asing pada pembelajaran anak di usia awal.  “Ada resiko efek negatif di mana anak-anak gagal menjadi anggota keluarga dan masyarakat yang menguasai bahasa daerahnya dan kehilangan kemampuan untuk terhubung dengan warisan budaya mereka,” tegas Profesor Jessica mengingatkan para orang tua dan pendidik.
Ditambahkan oleh Profesor Jessica bahwa ketika anak-anak berhasil menguasai bahasa pertama, bahasa ibu atau bahasa daerah di kelas awal, beberapa anak terus mengembangkan kemahiran bahasa mereka ke dalam bahasa kedua. Semakin banyak anak tidak mampu berkomunikasi tentang pengetahuan dan ekspresi tradisi yang diwariskan kakek dan nenek mereka, sehingga semakin luntur penguasaan dialek bahasa daerah serta pengetahuan kebudayaan mereka.
Dalam pandangan Profesor Jessica, banyak pengamat linguistic berteriak vocal tentang pentingnya generasi muda mewarisi kemampuan linguistic bahasa daerah atau bahasa ibu mereka. Di Filipina, Profesor Jessica mencontohkan, mereka membentuk kebijakan pendidikan bahasa yang menekankan pengajaran bahasa daerah bagi anak-anak mereka di usia awal. Selain itu, Profesor Jessica juga mengingatkan kompendium yang dihasilkan UNESCO pada tahun 2008 tentang ketertarikan untuk menggiatkan pendidikan bahasa ibu, melalui beragam model, peralatan, dan sumber daya yang dikembangkan dan diujicobakan agar pembelajaran di kelas awal dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah. (ambau.id)


Comments