INLANDER, PETANI DAN LIBURAN KAPAL PERANG



Hampir semua yang dilihatnya menjadi gelap,dia juga tak begitu menghiraukan cahaya lampu jalan yang hanya menampakan keremangan malam.

Langkah kakinya tak tampak bersemangat,dia berjalan gontai seperti tanpa tujuan.
Namanya Karton (Kartono Bin Subroto)
Sebenarnya usianya sudah 31 tahun sesuai dengan tahun kelahiran yang tercantum dikartu identitasnya yang asli.

Tinggi badanya tidak lebih tinggi dari letak fentilasi rumah kontrakanya yang hanya berjarak 200cm vertikal dari permukaan lantai,warna kulitnya sawo matang,jika berjalan seperti bonsai raksasa  diterpa angin ,berayun-ayun dari belakang dan kedepan,demikian pun dengan model rambutnya yang selalu mengembang setiap dia bangun tidur.
Sekilas  penampilan dan laku gerak tubuhnya lebih  mirip seperti vokalis grup musik rock tahun 80'an.
Itu sebabnya jika diamati dari kejauhan,Karton hampir tidak ada bedanya dengan siluet pepohonan ditaman alas Purwo.

Bentuk kakinya memang tidak lebih ramping dari bentuk sumpit mie ayam,akan tetapi jika suasana hatinya sedang bagus,Karton ini mempunyai sikap yang sangat menyenangkan,sesaat wajahnya berubah menjadi sangat tampan,bicaranya pun sangat meyakinkan dan penuh dengan ide cemerlang.
Namun demikian,kadang ia juga menunjukan gejala sebaliknya yaitu ketika pikiranya sedang kacau,dia berubah menjadi sangat bodoh,bodoh yang sangat menjengkelkan,sulit diajak bicara apalagi teman ngobrol,disapa tidak menjawab dan sesekalinya bicara,Karton ini kerap mengucapkan kata-kata tak seronok,wajahnya terlipat cemberut,dan kedua ujung alisnya saling beradu tepat diatas hidungnya,demikianlah yang membuat orang-orang yang tinggal dilingkungan rumah kontrakan Karton sulit menerka_berapakah usia Karton sekarang.

Senja telah jauh beranjak,suasana gelap semakin menyergap.Meski hawa dingin kian menusuk sendi-sendi tulangnya namun Karton tidak hendak mengurungkan niatnya untuk menemui lelaki tua kasar macam ayah tirinya yang letaknya ada diseberang desa.

Kedua lengan tanganya bersedekap,kepalanya selalu menunduk,dia hanya memperhatikan jalan tanpa menoleh kekanan ataupun kekiri,betapapun dosa dan malu yang dia pikul dipundaknya namun dia tetap harus menemui orang tuanya untuk meminta maaf meski ada keengganan yang luar biasa menghalanginya.

Malam itu memang sangat gelap,tidak seperti malam sebelumnya,tidak juga seperti senja pada 2 jam sebelumnya yaitu ketika awan seputih kapas berjalan diangkasa menepi kearah timur memantulkan sinar keemasan dan awan hitam juga berjalan menepi kearah barat memantulkan rona senja khas musim semi.

2 jam sebelum malam itu Karton memujinya sebagai senja bertahtakan buah jeruk,karena tepat dibawah matahari saat menyerupai bentuk buah jeruk,terbentang luas kebun tembakau  milik tuan Murtadi siap panen.

Adalah sebuah ladang tembakau  yang membentang disekeliling tepi danau yang menggenang disebelah barat desa Kesepakblokkedupak.
Karton tahu betul aroma tembakau yang telah siap panen,Selain menjadi tanaman favoritnya namun tembakau juga memiliki simbol tersendiri bagi komoditas pertanian didesanya.
Walaupun pada kenyataanya dia berkali-kali telah mengalami kegagalan,selama 4 tahun berturut-turut dia bangkrut,berkali-kali dia tak mendapatkan hasil panen sesuai harapan,tapi bukan berarti Karton  gagal panen,dan satu kalipun dia tak pernah mengalami yang namanya gagal panen,bahkan ketika musim panen pada tahun sebelumnya,ladang garapanya selalu menghasilkan tembakau kualitas terbaik.

Hanya yang menjadi letak permasalahanya adalah Karton selalu mendapatkan harga terendah dari pasar dan distributor ketika jatah musim panenya tiba,disatu sisi yang jelas Karton belum pandai betul untuk memasarkan hasil jerih payahnya.

Begitulah Karton yang ketika sore tiba,tepat dipuncak ngarai granit ditepi danau,setiap pagi dan sore dia selalu naik kebagian puncak ngarai tersebut lalu berdiri sambil merentangkan kedua lengan tanganya,menengadahkan wajahnya kearah langit,menghirupnya dalam-dalam angin senja bercampur wangi  khas aroma ladang tembakau.
Sebuah cerita yang belum jelas darimana sumbernya hingga sampailah ke telinga Mika atau Mikail Stevankovick ( 22 tahun) seorang pemuda desa Kesepakblokkedupak,dia sangat mempercayai akan kepiawaian Karton  dalam mengelola ladang tembakau milik tuan Murtadi,rupa-rupanya inilah yang membuat Mika tertarik kepada Karton supaya Karton mengelola tanah kosong seluas 200 hektar milik keluarga nyonya Teresa Miller Stevankovick yang tidak lain adalah nenek dari Mika.

Teresa Miller Stevankovick adalah seorang janda kaya raya berasal dari keluarga petani tradisional di Desa Zelenogradsk di Kaliningrad,Rusia_yang ketika berumur 20 tahun pernah dinikahi oleh seorang Letnan laut kapal perang Inggris bernama Churchil van Ludwig,Teresa muda tiba diSurabaya pada tanggal 24 Desember tahun 1948 yaitu bertepatan 6 hari setelah pasukan Belanda tiba untuk pertama kalinya diYogyakarta pada Agresi Militer Belanda II ,lalu 3 bulan kemudian Teresa memutuskan untuk menetap di Surabaya,Teresa muda menikah dengan Churchil van Ludwig di Gereja  Mawar Sharon Apostolic Satellite Surabaya,

  1. Dahulu Teresa memang berkeberatan utntuk diajak pergi meninggalkan kampungnya oleh Letnan Churchil,tapi apa boleh buat daripada Teresa tetap tinggal dengan keadaan dikampungnya yang telah luluh lantak pun tidak terkecuali keluarganya yang telah hangus menjadi puing-puing dan abu,ketika itu lebih dari 30 penduduk desa dikurung didalam gereja kecil kemudian dibakarlah gereja itu beserta isi-isinya oleh tentara Nazi,namun takdir  tidak tinggal diam maka setelah itu datanglah 2 kompi angkatan laut tentara inggris yang satu kompinya terdiri dari 130 orang prajurit,tak alang kemudian setengah dari 40 orang tentara Nazi lari tunggang langgang,sebagianya mati dengan senjata yang diledakan dikepalanya sendiri,sebagianya membakar diri,yang lainya menelan sianida dan yang tersisa menyerah tunduk kepada pihak Inggris.


Peristiwa itu terjadi pada 3 tahun sebelum 1948 atau ketika Nagasaki dan Hirosima dijatuhi bom atom oleh sekutu yang juga menyebabkan pasukan Nipon hengkang dari pulau impian yang di janjikan oleh Churchil kepada Teresa.Rupa-rupanya Letnan Churchil bukan hanya prihatin dan kasihan saja pada Teresa ,tapi hari demi hari rasa kasihan itu semakin menjadi-jadi,bukan sekedar empati karena melihat keadaan Teresa yang sangat membutuhkan pertolangan dan harapan.

Kewibawaan dan ketegasan seorang Churchil seketika luluh oleh kelembutan dan kemolekan Teresa,tapi Teresa muda pun tak dapat menolaknya,lalu sekitar 2 tahun kemudian setelah Churchil merasa bosan tinggal di desa Zelenogradsk pada bulan Juli yang kala itu masih amat terpencil,akhirnya mereka berangkat menggunakan salah satu kapal perang Inggris beserta rombongan awak kapal dan pasukan angkatan laut inggris lengkap dengan barang-barang jarahanya,bertolak dari pelabuhan Novorossiyk dan berlayar menuju ke pelabuhan Tanjung perak Surabaya

Perjalanan itu menghabiskan waktu selama 5 bulan didalam kapal,dan hanya 3 kali mereka beristirahat di 3 pelabuhan kecil di negara yang berbeda.Lebih dari 1 kali Teresa kedapatan hendak melakukan bunuh diri tapi berhasil dicegah oleh kru kapal,rupa-rupanya Teresa muda yang cantik jelita dan lembut hati,masih sudi mempertimbangkan dengan bijak akan harapan hidup daripada mati sia-sia tentunya setelah dibujuk oleh Letnan Churchil sendiri,Teresa pun mengurungkan niatnya untuk menceburkan diri kelaut,dia juga berjanji untuk tidak kabur lagi ketika kapal berhenti seperti sebelumnya saat mereka beristirahat.

Semula bau angin laut bercampur kepulan asap dari ruang dapur kapal ,selalu mengingatkan Teresa pada bau daging gosong dan jeritan dari saudara-saudara Teresa yang dibakar secara masal oleh tentara Nazi,saat-saat seperti itu Teresa tampak menggigil,
keringatnya bercucuran dan matanya tak dapat melihat kecuali kegelapan,telinganya tak dapat mendengar kecuali jeritan dari alam kematian.

Teresa sangat menyesal dan menyalahkan dirinya yang tak sempat menyelamatkan sanak saudaranya,karena saat itu dia pingsan tak sadarkan diri setelah kepalanya dihantam dengan popor senjata,namun tak berlangsung lama dia sadar dan terbangun kemudian melihat disekelilingnya hanya ada api berkobar-kobar dengan ganasnya melahap rumah-rumah penduduk desa Zelenogradsk hingga luluh lantak.

Churchil van Ludwig kala itu sebenarnya belum terlalu tua dengan gelar perwira tingkat pertama sebagai Letnan laut sekaligus Kapten,tapi Churchil juga tidak terlalu muda sebagai seorang tentara bertangan dingin.

Meski aksen Irlandia nya tidak hilang ketika berbicara menggunakan bahasa Inggris,tapi Churchil menguasai bahasa pedalaman dipedesaan Zelenogradsk Rusia dan dia juga fasih berdialog menggunakan bahasa Belanda dan bahasa Jawa,dan karena itu juga hanya Churchil seorang lah yang dapat mendekati Teresa dibandingkan dengan sekian banyak kru kapal lainya yang hanya menguasai bahasa Ingris dan Belanda.

Sekali lagi mengapa Churchil mendapat julukan sebagai tentara bertangan dingin? Yaitu karena jauh sebelum Churchil masuk ke dunia militer,dipanti asuhan County Galway di Irlandia,disana dia belajar ilmu dasar teologi dan sejak usia 13 tahun Churchil sudah terbiasa digembleng dengan gaya didik yang tegas dan mengedepankan kedisiplinan serta kemandirian.

Pada usia 16 tahun Churchil masuk ke sekolah menengah teknik milik Imperial College London,dia mengambil jurusan teknik mesin industri dan Hidrolika,baru 3 bulan dia masuk kesekolah tersebut sekilas dari penampilan dan perilaku memang tidak ada yang mencolok,namun pada saat itu dia telah berhasil mengembangkan rumus dasar Hidrolika kemudian teori tersebut dia jadikan sebagai acuan matematis untuk membuat hasil karya berupa miniatur dongkrak atau alat pengungkit bertenaga angin.

Karena prestasi Churchil yang selalu menonjol dibandingkan dengan siswa lain dikelasnya,dia sering mendapat penghargaan berupa piagam dan beasiswa dari pihak sekolah.
Ketika menjelang usianya yang ke 20 tahun ketertarikanya pada ilmu keinsinyuran semakin menurun,nampaknya semua mata pelajaran yang berbau ilmu matematika bukan lagi tantangan yang membuatnya penasaran.

Kekristenanya yang kental dan cenderung Misionaris dan Ortodok telah membuatnya amat tertarik pada sejarah perang salib yang mana musuh dari pasukan salib dia jadikan sebagai obyek transisi untuk dia pelajari dari A hingga Z terutama pada kelemahanya,sejak kecil Churchil gemar membaca buku-buku sejarah tentang perang Salib dari berbagai versi,dia juga sangat mengidolakan Julius Caesar,Rafles Stamford dan Jendral Hannibal pokoknya tokoh-tokoh klasik yang identik dengan perang dan penaklukan kecuali Napoleon Bonaparte,”Entah..tak satupun orang terdekatnya tahu pasti mengapa Churchil amat membenci Napoleon Bonaparte.

Ketika menjelang hari-hari terakhir di Imperial College,Churchil mengikuti ujian praktek di salah satu pabrik senjata ringan milik pemerintah kerajaan Inggris di Bovington,dan karena memang dia memiliki potensi,Churchil telah berhasil mengoperasikan mesin pencetak revolfer dengan baik dan benar,sejak hari pertama ia sudah memperkirakan sampai hafal betul akan cara kerja induk revolfer itu ,dan seolah alat tersebut adalah bagian tubuhnya yang baru.dia juga telah berhasil menciptakan sebuah purwarupa yang saat itu belum di produksi oleh pabrik senjata yang ada di Belgia dan Rusia.

Hampir selama 2 tahun setelah Churchil lulus dari Imperial College,dia luntang-lantung menggelandang tidak jelas di jalanan kota London.

Apa boleh buat dia kembali lagi ke Irlandia ketempat dimana dia dulu dibesarkan,selama 4 hari dalam seminggunya Churchil mengikuti kegiatan kursus bahasa,pada hari senin dia belajar bahasa Belanda lalu pada hari selasa dia belajar bahasa Rusia,dan pada hari rabu dia belajar bahasa Jerman,kemudian yang terakhir pada hari kamis dia belajar bahasa Jawa dan Melayu.

Ternyata belajar bahasa asing bukanlah suatu tantangan yang perlu diperhitungkan bagi churchil muda,lalu dia teringat kembali pada kegemaranya membaca buku-buku sejarah peperangan,dan pada ketika usianya menginjak 22 tahun Churchil memutuskan untuk masuk ke akademi militer Sandhurst,dia pun diterima untuk pertama kalinya menerima pangkat sebagai kadet angkatan lau tingkat bawah.

Soal prestasi tidak perlu diragukan lagi,selama 6 tahun di akademi,Churchil selalu menoreh prestasi misalnya dari kejuaraan olah raga jenis renang ia selalu juara 1,kemudian menembak,strategi perang,terjun payung,hukum diplomasi internasional.
Selain kesenian sebetulnya masih banyak lagi bakat dan potensi yang masih dia pendam,namun ternyata tak ada satupun orang yang tahu hingga pada saat karirnya mulai melejit pun tak ada yang tahu bahwa Churchil juga pandai memasak dan menjahit serta merayu wanita karena hal itu sangat dia rahasiakan.

Pada usianya yang ke 28 tahun atau lebih tepatnya pada tahun 1943,Churchil lulus dari akademi militer Sandhurst dengan meraih gelar sebagai sarjana tingkat 1 bagian diplomasi dan persenjataan.Tugas pertama atau pada awal karir militernya Churchil hanya diberi tugas sebagai dosen pengajar ilmu pertahanan di Sandhurst tempat Churchil disulap menjadi seorang tentara.Churchil sadar betul sebagai seorang prajurit dia tidak mempunyai banyak pilihan,dia tak dapat menolak perintah dari seorang deputi kementrian pertahanan yang mengutusnya menjadi seorang dosen militer.
Meski kadang Churchil juga harus berbangga karena tugas pekerjaan mulia telah memilih dirinya.
Lagi-lagi Churchil menganggap hari-harinya sebagai seorang dosen pengajar semakin lama terasa semakin membosankan,baginya tak ada tantangan yang perlu ditaklukan jika hanya berdiam diri dibalik meja kerja saja.

Setelah hampir 3 tahun kemudian Churchil merasa sudah tidak tahan lagi dengan tugasnya,dia membuat surat pengajuan supaya dipindah tugaskan dari Sandhurst ketempat lain.
Dan pada suatu pagi yang cerah,Churchil datang sendiri kekantor dinas ketentaraan di London.Dimuka gedung kantor dia melangkahkan kakinya  menapaki 5 titian anak tangga lalu membuka pintu kaca diruang lobi utama,kemudian dia bertanya kepada seorang pegawai resepsionis hendak ingin bertemu dengan Kolonel Nelson.
.
“Kolonel sedang sibuk menerima tamu,harap tuan menunggu diruang tunggu jika tuan ada keperluan dengan Kolonel,nanti jika saatnya sudah tiba,tuan akan kami beri tahu.”kata si pegawai resepsionis,Churchil pun mengikuti arahanya kemudian dia duduk dibangku dengan sandaran yang menempel kedinding.

1 jam dia menunggu tapi tak ada tanda-tanda dari si pegawai resepsionis sok sibuk itu,kemudian Churchil berdiri lalu mondar-mandir hingga beberapa saat,karena tak sabar menunggu Churchil pun bertanya dimana letak ruang kerja Kolonel Nelson,tapi belum juga dia sampai didepan meja resepsionis,Churchil berpapasan dengan 2 orang karyawati yang dari pembicaraan mereka berdua nampaknya mereka sedang terburu-buru untuk bertemu dengan Kolonel Nelson.
Churchilpun membuntuti 2 karyawati itu hingga mereka masuk keruangan kolonel,tapi begitu tepat didepan pintu yang tertempel sebuah papan nama berukir tulisan Kolonel Nelson,Churchil tidak diperbolehkan masuk oleh 2 karyawati itu.

“Maaf tuan "anda harus menunggu diluar ruangan,kata salah satu karyawati sambil membanting daun pintu rapat-rapat.
Dari pada Churchil menahan sabar bercampur kesal,dia pikir dengan mencuri dengar pembicaraan dari 3 orang yang ada didalam ruangan kolonel akan lebih sedikit menghibur.

Terdengar samar dan putus-putus,Churchil menempelkan telinganya tepat dicelah papan kayu pada daun pintu itu,dia mendengar beberapa kata-kata yang nampaknya serius antara lain tugas legion di timur tengah,Nazi,Mikail Makarov,Hitler dan masih banyak lagi.Dan agar Churchil tidak lupa,dia catat apa yang dia dengar kedalam buku saku kecil miliknya.

Rupa-rupanya Churchil merencanakan suatu siasat,pada saat itu baginya hari yang menyebalkan dan hati yang terlanjur kesal tidak akan puas begitu saja jika hanya bertemu dengan Kolonel Nelson saja toh belum tentu permohonan perpindahan tugasnya akan dikabulkan.Lalu dia tunda acara bertemu dengan kolonel dilain hari.

Namun pada hari itu juga setelah sore tiba, Churchil membuntuti salah satu karyawati dikantor kolonel Nelson ketika pulang kerja yang tak lain adalah Sekretaris sang kolonel,namanya Stacy atau biasa dipanggil dengan Sekretaris Stacy,pada jam 19.30 waktu setempat cuaca agak gerimis,Stacy Nampak gelisah menunggu taxi dihalte Jl.Blackwater Park,malam itu kondisinya tidak terlalu ramai,seperti pada malam-malam biasanya suasana kota London yang membosankan,dan Stacy hanya seorang diri,jalanan pun tampak sepi dari lalu lalang kendaraan.

Tentu Churchil tidak akan melewatkan momen langka  seperti ini,kemudian ide cemerlang muncul begitu saja dari benaknya,Churchil membayar 2 orang aktor opera dan disuruhnya mereka merampok Stacy yang tengah seorang diri di halte,hingga beberapa saat adegan penodongan berlangsung menegangkan,tiba-tiba datanglah Churchil bagai seorang super hero,lalu dikeluarkanlah moncong pietro baretta dari balik mantel Churchil hingga  adegan penyelamatan pun berhasil seperti yang direncanakan.

Stacy merasa amat berterima kasih pada Churcil karena telah diselamatkan dari peristiwa perampokan itu,mereka pun bertukar nomor telegram dan alamat pos surat.
Keesokan harinya Churchil diundang makan malam dirumah Stacy sebagai ungkapan terima kasih.

Dari sinilah Churchil mendapat informasi tentang misi menangkap Makarov di Zelenogradzk,tugas tersebut amatlah mendesak lantaran berbarengan dengan Batalyon S.S  Nazi yang juga tengah memburu Makarov karena telah menjual informasi kepada pihak sekutu tentang lokasi persembunyian Adolf Hitler.
Namun rupa-rupanya Batalyon S.S  lebih dulu sampai di Moskow selisih 10 hari sebelum angkatan laut inggris sampai di Zelenogradzk.

Mikail Makarov yang dikenal karena memiliki banyak informasi dikalangan para tokoh diktator eropa dan juga tentang bocornya skenario penyimpangan terminology kemanusiaan yang juga telah menyebabkan meletusnya perang dunia ke II,banyak pihak dikalangan eropa membeli jasanya misalnya daribUni Soviet sendiri,Sekutu bahkan Jerman,padahal sebelumnya dia hanyalah seorang agen rahasia milik pemerintah Rusia yang pada saat ini namanya lebih dikenal dengan sebutan Spetnaz.
Makarov sangat pandai melakukan penyamaran dan berbaur dengan warga sipil terutama dibelahan Eropa timur.

Ketika dalam keadaan terdesak karena diburu,Makarov menggunakan permukiman warga sipil sebagai tameng hidup sekaligus  tempat persembunyianya yang paling strategis, terutama lansia dan anak-anak,tak terkecuali penduduk di desa Zelenogradzk sehingga karena itu lah Batalyon S.S Nazi yang tengah kalap mencari keberadaan Makarov yang tak juga ditemukan,melampiaskan keganasanya pada penduduk sipil di Zelenogradsk.

Demkianlah seluk beluk dari isi proporsal permohonan pemindahan tugas atas nama Churchil kepada kepala dinas ketentaraan yang ternyata baru  ditanda tangani pada tahun 1946.

Ketika Teresa dan Churchil beserta seluruh rombongan militernya sampai diSurabaya pada tahun 1948,waktu itu keadaan disana amat mencekam karena tengah berlangsung sebuah perlawanan dari gerilyawan PETA dalam upayanya mengusir penjajah dari territorial Negara yang ketika itu bara saja dibentuk yaitu sebuah Negara yang bernama Indonesia.

Mulanya Churchil tak menduga ada sebuah Negara yang bernama Indonesia karena yang dia tahu hanya ada Hindia timur.

Mulanya Churchil tak menduga jika di Indonesia dipimpin oleh seorang presiden yang bernama Soekarno yang juga begitu disegani dan diperhitungkan dikancah internasional.
Entah apa sebab terjadi pada diri Churchil,begitu melihat keadaan alam di Indonesia dia sangat ingin sekali tinggal disana,kemudian muncul lagi ide cemerlang dari benaknya.

Dan lagi-lagi dia bersiasat,Churchil menyuap anak buahnya menggunakan uang sebanyak  200 pound untuk 1 orangnya supaya mereka kembali ke Inggris dan menyampaikan berita kepada kolonel Nelson bahwa Letnan Churchil telah tewas setelah bertempur dengan pasukan PETA.
Sebelum kapal berputar balik dari pelabuhan Tanjung perak sekitar jam 02.00 waktu setempat,Churchil memberi mandat kepada Sersan Kriweck untuk memimpin pelayaran.Jabatan baru Sersan Kriweck sebagai kapten kapal memang belum disertai lencana dan surat perjanjian akan tetapi seluruh regu kapal tetap menghormati perintah dari Churchil.

Pada jam 20.00 waktu setempat Churchil dan Teresa mengisi daftar inap di hotel Kecubung pantai lor Surabaya.
Tanpa berpikir lama keesokan paginya mereka bertolak ke Jakarta menggunakan kereta api ditambah lagi dengan  membawa 2 orang lelaki pribumi untuk disewa membawakan 5 kotak kayu berisi barang-barang jarahan Churchil yang didapat dari bekas rumah-rumah saudagar di Polandia dan Ukraina.
.
Sekitar jam 23.00 waktu setempat,Churchil dan Teresa sampai di Daendells Statspoorwegen Van Batavia atau sekarang lebih dikenal  dengan nama Stasiun Juanda Jakarta pusat,kemudian perjalanan dilanjutkan lagi menuju kawasan Menteng,ternyata mereka hendak mencari alamat kedutaan besar Rusia untuk mengurus identitas  dan tempat tinggal.
Pada saat itu keadaan amat mencekam,
Gerbatov menganjurkan pada Churchil untuk tinggal sementara di rumah dinas kedutaan besar Rusia di Menteng,paling tidak sampai 6 bulan hingga perang berakhir,kemudian setelah itu mereka akan ditempatkan di daerah Malang Jawa Timur untuk mengelola menejemen pabrik gula dan tembakau milik investor  perusahaan rokok Marlboro Tobacos LTD dari Amerika serikat.
.
****************
BERPULUH-PULUH TAHUN KEMUDIAN ATAU MASA SEKARANG.
.
Jantung Karton berdetak tak beraturan saat Mika mempersilakanya masuk kedalam jip Hummer milik Mika untuk diajak berkeliling  meninjau tanah kosong yang akan ditanami tembakau.
Dan Karton memang pemuda yang lebih sering terlihat gugup ketika dihadapkan dengan persoalan yang dianggapnya serius dan penting bagi masa depanya.dan begitulah seterusnya.


TRIADI ANJAS PAWITO,  cerpenis

Comments