Sastra Lisan Mengandung Norma Kehidupan bagi Masyarakat
"Di dalam sastra lisan, khususnya cerita rakyat, banyak dikandung norma masyarakat. Seperti norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma lain. Secara tidak langsung, ketika membaca cerita rakyat dan sastra lisan yang lain, masyarakat belajar untuk memahami dan menghayati norma tersebut. Selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," jelas Profesor Antonia Sorente, dosen Universitas Napoli Italia yang juga penelitia kebudayaan Dayak.
Menurut Profesor Adri Patton, di Kalimantan Utara banyak lahir sastra lisan, termasuk cerita rakyat. "Sejak saya kecil dulu, cerita rakyat itu banyak saya dengar dari orang tua-orang tua kami di kampung. Kami belajar banyak hal. Sehingga nilai-nilai luhur tersebut menjadi pegangan untuk menjalani kehidupan sekarang ini," ujar Rektor UBT kelahiran Kalimantan Utara tersebut.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum UBT, Dr. Yahya M. Zein menyatakan bahwa, masyarakat dapat mempelajari norma yang berkembang dan diwariskan para leluhur sejak zaman dulu. "Zaman dulu, masyarakat menyelesaikan masalah secara sederhana. Mereka berkumpul, bermusyawarah, dan mengkompromikan persoalan. Sekarang ini, sedikit-sedikit masyarakat lapor polisi. Sedikit-sedikit main bakar orang. Sebenarnya, beberapa persoalan cukup diselesaikan melalui norma sosial. Masyarakat harus memahami bahwa di dalam masyarakat mereka juga memiliki aturan main yang harus disepakati dan dipatuhi oleh anggota masyarakat tersebut. Sehingga tidak membuat sibuk aparat keamanan," jelas Doktor Yahya. (ambau.id)
Comments
Post a Comment