KABAR: PELESTARIAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENERAPAN MULOK DI SEKOLAH




PELESTARIAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENERAPAN MULOK DI SEKOLAH



Tarakan (7/08). Setiap minggu terdapat bahasa daerah yang punah di Indonesia. Keadaaan itu disampaikan oleh Profesor Antonia Sorente, peneliti kebudayaan Dayak dari Universitas Napoli Itali. Pernyataan tersebut dinyatakan Profesor Antonia saat menyampaikan materi pada Pelatihan Metodologi Sastra Lisan "Peningkatan Kompetensi Riset Sastra Lisan" di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Borneo Tarakan (UBT). "Perkembangan kebudayaan daerah di Indonesia sering mengkhawatirkan kita semua, khususnya bahasa dan sastra daerah," ungkap Profesor Antonia.
Menurut Profesor Antonia, Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa, termasuk di Kalimantan Utara. "Keragaman budaya itu bukan sesuatu yang statis dan stagnan. Dia terus berkembang secara dinamis dipengaruhi banyak faktor. Termasuk faktor masuknya pengaruh budaya dari luar negeri dan budaya lain di dalam negeri. Termasuk semakin kuatnya pendikan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang tidak memperhatikan kekayaan lokal di daerah masing-masing," ujar profesor yang telah meneliti budaya dayak sejak 1992 tersebut. 
Untuk mencegah kepunahan budaya daerah, termasuk bahasa dan sastra daerah, Profesor Antonia menyarankan agar pemerintah dan pihak sekolah merumuskan muatan lokal yang berciri khas budaya lokal. "Muatan lokal berarti yang memiliki ciri khas budaya lokal, khususnya bahasa dan sastra daerah. Disesuaikan keadaan daerah masing-masing. Harus ada regulasi daerah yang mengatur dan masuk menjadi bagian dari sistem pembelajaran di sekolah yang memiliki bobot penilaian. Sehingga anak-anak memiliki tantangan dan tanggung jawab untuk belajar. Ini langkah pelestarian yang sangat mendesak, termasuk di Kalimantan Utara bila tidak ingin kebudayaan daerah mereka punah," tegas Profesor Antonia. (ambau.id)

Comments