KABAR: KETUA UMUM ADRI: RISET DAN PUBLIKASI ILMIAH PENGARUHI AKREDITASI PERGURUAN TINGGI



TARAKAN (25/08). Sekarang ini pemerintah melalui Kemenristek Dikti dan BAN PT, menerapkan fungsi tridharma perguruan tinggi secara ketat. Bahkan, tridharma perguruan tinggi menjadi penting dalam poin akreditas perguruan tinggi. “Poin penting terutama adalah pada riset dan publikasi ilmiah hasil pemikiran dan analisisnya. Kinerja dosen yang produktif dalam riset dan publikasi ilmiah hasil pemikiran ilmu pengetahuan, teknologi, sains dan seni (IPTEKS), pada akhirnya mampu berpengaruh kepada kinerja jurusan, fakultas dan perguruan tinggi. Harapannya, kinerja dosen dan perguruan tinggi mampu mendongkrak publikasi ilmiah ilmuwan Indonesia di dunia,” ujar Dr. Ahmad Fathoni Rodhi, M. Pd, Ketua Umum Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI) dalam acara Seminar “Percepatan Jurnal Terakreditasi DOAJ”. 


Acara yang diikuti dosen tersebut diselenggarakan di Lantai 4 Gedung Rektorat Baru Universitas Borneo Tarakan (UBT). Sebagai tuan rumah kegiatan ini adalah ADRI Kalimantan Utara dan Universitas Borneo Tarakan. Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum ADRI Kalimantan Utara, Prof. Dr. Abdul Jabarsyah Ibrahim yang juga Rektor Universitas Unikal Bulungan beserta pengurus ADRI Kalimantan Utara, Rektor UBT Prof. Dr. Adri Patton beserta para pimpinan UBT, pengurus ADRI Pusat, dan tamu undangan. Termasuk para pengurus DOAJ yang khusus datang untuk memberi pengarahan agar jurnal yang diterbitkan di UBT dapat melakukan percepatan indexing DOAJ.
Menurut  Ahmad Fathoni, tuntutan publikasi oleh komunitas akademik memberikan pengaruh besar terhadap lahirnya kesadaran dosen melakukan kajian, riset dan publikasi ilmiah. Sekarang ini, perkembangan publikasi ilmiah di Indonesia semakin baik, terutama sejak ada regulasi yang mewajibkan mahasiswa S1, S2 hingga S3 menulis artikel di jurnal ilmiah sebagai prasyarat lulus. “Apalagi dosen, semakin besar tuntutannya aktif menulis di jurnal ilmiah tingkat nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi,” tambah Dr Ahmad Fathoni. (ambau.id)

Comments