KABAR : ANTROPOLOG: AGAMA ADAT LELUHUR NUSANTARA BELUM MERDEKA





ANTROPOLOG: AGAMA ADAT LELUHUR NUSANTARA BELUM MERDEKA


TARAKAN (18/08).  Antropolog dari Universitas Padjajaran, Ira Indra Wardana, menyatakan bahwa di hari kemerdekaan Indonesia yang ke-72 sekarang ini, ternyata agama adat leluhur nusantara belum merdeka. "Agama adat leluhur nusantara belum merdeka. Masih terpinggirkan. Ini perjuangan dalam masa kemerdekaan," kritik Ira Indra Wardana. 
Menurut Ira, tujuh puluh dua tahun sudah penjajah Kolonial Belanda dan sekutunya hengkang dari bumi nusantara. Jepang juga telah pergi tunggang-langgang setelah dihadiahi dua bom atom oleh sekutu di negerinya. Saat ini, sampailah rakyat bangsa nusantara terhantar ke pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia. "Namun, hengkang dan tunggang-langgang para penjajah tadi, bagi para kaum penganut agama adat leluhur nusantara tak berarti perjuangan kemerdekaan itu selesai. Sampai detik ini mereka masih berjuang kemerdekaan dalam kesetaraan sebagai sesama warga negara Indonesia. Kolom agama di KTP masih kosong. Surat perkawinan dan Akte anak masih dipersulit. Pendidikan Agama adat leluhur nusantara di sekolah dari TK-Perguruan Tinggi tidak ada dan harus mengikuti kuikulum agama umumnya," ungkap Ira 
Dalam pandangan antropolog Ira, masih banyak perjuangan kemerdekaan bagi penganut agama adat di "rumah mereka" sendiri yaki Tanah air Indonesia. Mereka sejatinya para pengukuh budaya adat-adat suku bangsa yang sudah ada jauh sebelum berdirinya NKRI. "Padahal Pancasila mendasari dan melindungi keberadaan mereka. Sesuai Pembukaan dan UUD 1945 bahwa bangsa kita, Indonesia itu Anti Penjajahan. Mengapa faktanya malah setelah 72 tahun merdeka ini, justru elite politik dan sesama rakyat kita sendiri yang menjadi penjajah yang mengkoloni keyakinan adat leluhur bangsa sendiri?" tukas Antropolog Ira. 
Bagi Antropolog Ira, penjajahan pascakolonialisme dan imperialisme dulu dan sekarang adalah penjajahan genosida kebudayaan, termasuk terhadap keyakinan dan agama adat leluhur bangsa nusantara. Ira meyakini, masyarakat tidak sadar bahwa penjajahan era pascaimperialisme dulu...atau kekinian...adalah lebih dahsyat yakni penjajahan  dan pendominasian secara paksa berbagai kebudayaan bangsa luar yang meminggirkan eksistensi dan jatidiri kebangsaan sendiri. "Buaian angin surga dan intimidasi politis terus menggerus pola pikir, perasaan dan jiwa patriotis kebangsaan Indonesia," sindir Antropolog Ira dari Universitas Padjajaran, Indonesia. (ambau.id)

Comments