BURUH PANGGUL
Melangkah
menggapai mimpi
Berharap mimpi itu
kan terpenuhi
Melangkah
dengan doa
dan ridho ilahi
Berharap seraup
nasi
akan kau dapati
Tak perduli
derai keringat
melewati pelipis
matamu
Tak perduli
seberapa kusamnya kau saat itu
Tak perduli
tenggorokan dan
perut yang mulai
meronta akan haus
dan lapar
Di benakmu
hanya bagaimana dengan keluargamu
Warna rambutmu menandakan usia
diri
Hembusan
nafas yang terengah
pun tak lagi berarti
Tergopoh memikul beban di bahumu yang beratnya sukar
diluahkan
Bahkan terik dan
hujan juga turut menjadi saksi kerasnya kehidupan
Beban, beban,
dan
beban
Apakah
beban itu
akan
terus berteman baik
denganmu?
Comments
Post a Comment