CERITA PENDEK RAHMI NAMIROTULMINA, PASER, KALIMANTAN TIMUR: TEH MELATI BERAROMA KAMBOJA




 



(SUMBER: WWW.123RF.COM)

            Di depanku terduduk perempuanyang wajahnya sama lelahnya , sama muramnya dengan wajahku. Kurasa hidupnya pun sama kacaunya dengan hidupku.  Ya kami memang sama sama kena tipu. Siapa yang menipu? Tentu saja laki laki disebelahku. Suamiku!

            “ Bapak harusmenikahi saya, demi bayi ini. Saya tidak mau bayi ini lahir sebagai anak haram”. Begitu katanya di sela sela tangisnya yang menyedihkan.
            “ Bagaimana  ma?  bapak sih terserah mama. Bapa nurut sama mama “ Yang dipanggilnya mama itu aku. Dan yang memanggil mama itu suamiku yang menurutnya tidak sengaja membuat perempuan yang didepanku ini hamil.
            “ Bapak sungguh sungguh tidak bermaksud menghamilinya ma” suamiku mengatakannya dengan yakin. Mendengar itu aku sungguh sungguh bukan menahan air mata. Tapi menahan muntah. Aku mual mendengar kata kata yang hampir setiap tahunnya diucapkan suamiku, hanya berbeda sedikit redaksinya.
            “Tapi kita tidak punya uang untuk mengawininya” Kataku.
            “ Gadaikan dulu cincin yang mama pakai itu” Kata suamiku sambil menunjuk jari manisku.
            “ Ini akan kugunakan untuk membiayai perceraian kalian nantinya” kataku sengit.
            “ Biar saja saya yang membiayai pernikahan ini” Kata perempuan itu. Dunia ini memang sudah terlampau carut marut. Banyak perempuan sekarat membiayai laki laki keparat.
            “ Kenapa kamu membiarkan suamiku menghamilimu?” tanyaku pada perempuan yang sebenarnya tetanggaku.
            “ Karena saya mencintai bapak”  Naas. Begitu banyak perempuan ditakdirkan, termasuk aku, Untuk menikmati cinta disisi pahitnya saja.
            “ Mencintai tidak mesti harus hamil!”
            “ Saya kasian sama bapak, katanya ibu sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan bapak.Soalnya ‘gula’ ibu tinggi terus “ Sontoloyo! Aku mendelik kearah suamiku. Seperti biasa reaksinya tetap datar.
Setelah itu kami membicarakan dengan suasana penuh kepahitan tentang hal hal teknis. Seperti biaya administrasi, mas kawin dan hidangan untuk para tamu yang tentu saja ditanggung seluruhnya oleh perempuan yang tadi wajahnya kusut sekarang semakin semrawut itu. Lalu mengenai waktu pernikahan tentu saja mengikuti mood suamiku. Kapan dia punya mood yang baik untuk mengawini perempuan yang telah dibuatnya kusut semrawut itu. Dan yang paling penting untukku adalah perjanjian bahwa setelah bayinya berusia tiga bulan, mereka harus bercerai tanpa tuntutan gono gini dan kewajiban menafkahi anak. Bagian terakhir kedengaran sangat kejam. Tentu saja kejam! Karena suamiku hanya laki laki rupawan  yang sehari harinya memelihara 10 ekor ayam dan menanam bayam di halaman belakang. Sisanya akulah yang berjibaku sebagai admin rendahan disebuah perusahaan batubara tanpa ijin penambangan. Jadi bagaimana mungkin dia bisa memberi nafkah pada anak barunya itu?
            Deal! Semua disepakati dalam keterpaksaan.Perempuan itu gontai meninggalkan rumahku. Meninggalkanku dan suamiku yang beku diruang tamu. Kejadian memilukan seperti ini selalu berulang ulang hampir setiap tahunnya. Seperti ulang tahun yang selalu dirayakan dengan meniup lilin,anniversary pernikahanku pun selalu dirayakan dengan perselingkuhan. Perselingkuhan adalah saudara kandung pernikahan. Ya pernikahanku!
            Aku memejamkan mata, mencari sisa air mata. Barangkali airmata bisa sedikit mendinginkan hatiku yang bara. Tapi sia sia. Airmata tak tersisa.Mungkin kerontang sepanjang  perjalanan pernikahanku yang penuh luka. Aku sudah melakukan semua ritual kesedihan. Dari mulai meracau tak karuan, menangis terkaing kaing, menangis tanpa suara, hilang kesadaran, masuk rumah sakit sampai mencoba bunuh diri pun tak mampu menghentikan perselingkuhan. Kesedihanku sudah melumut entah menjelma menjadi apa. Barangkali Kesedihanku meng-abu menghitami hatiku.
Tahun lalu seorang pria bertato menenteng parang ,kesetanan menggedor pintu rumah ini. Dan suamiku tersuruk suruk sembunyi dibawah lemari. Pria  itu bersiap menebas leher suamiku, sebab  celana dalamnya, berkali kali ditemukan dikolong ranjang pria bertato itu. Leher suamiku tak jadi menggelinding ke lantai sebab dengan bercucuran air mata akubersujud di kaki pria bertato. Memohon kepadanya untuk menempuh cara lain membalas dendam. Dan pria bertato itu menyetujui menyarungkan parangnya, asalkan kebun sawit kami yang tak seberapa luas itu, dia yang memanennya selama setahun. Deal!
            Tentu saja, tak semua berakhir di ranjang dengan peristiwa yang begitu dramatik. Ditahun  yang lebih bersahabat, aku hanya menemukan sms atau telfon mesra suamiku dengan wanita lain, pun sebaliknya. Sms cinta yang menjijikkan dan telfon rindu yang memuakkan.
            “Maafkan bapak ma, bapak Khilaf” Suaranya yang terdengar seperti penyesalan itu membuyarkan lamunanku. Aku membuka mata. Dunia masih terlihat sama. Runyam.
            “ Bapak bersedia kalau mama minta bapak menandatangani surat perjanjian dengan materai. Yang penting mama memafkan bapak”. Aku menghela nafas. Ini sudah menjadi kebiasaan. Setiap perselingkuhan berakhir dengan surat perjanjian bermaterai. Dan setiap  surat perajnjian bermaterai berakhir denganpelanggaran.
            “ Mama lihat dulu di lemari, masih ada ga mama nyimpan materai” kataku datar. Aku memang menyimpan materai seperti menyimpan kondom. Dua benda itu selalu diperlukan sewaktu waktu dirumah ini. Dan ternyata aku tak menemukan materai dilemari. Seingatku aku pernah menyimpanlebih dari 10 materai. Lalu kulihat tumpukan arsip dilaci berikutnya. Itu adalah tempat menyimpan surat perjanjian. Perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatan amoral berupa perselingkuhan . Dan kulihat sudah ada 15 surat perjanjian teronggok sia sia.  Berarti sudah Lebih dari 15 tahun pernikahanku teronggok sia sia. Berarti sudahLebih dari 15 tahun hidupku teronggok sia sia. Ternyata umurku telah berlalu dengan sia sia.
Tiba tiba aku teringat, pada poloniminium C3 yang kusimpan ditempat yang hanya aku dan Tuhan yang tahu. Aku mendapatkannya dari group millis “ Korban lelaki”. Sebaiknya kuteteskan tiga mili pada teh melati kesukaan suamiku . Dan dalam waktu 2 atau 3 jam klep jantung suamiku akan menutup secara tiba tiba. Setelah itu aku akan panik dan meraung raung ketika dokter menyatakan
“ Bapak terkena serangan jantung”
Tiba tiba angin terasa segar bertiup meruapkan aroma kemboja ketika aku memulai menyeduh teh melati.

Comments