CERITA PENDEK MUH. SYAFIUL FAJAR, TARAKAN

 CERITA PENDEK MUH. SYAFIUL FAJAR


KUCING YANG HILANG




Saya akan membahas tentang keluarga baru saya .. Eits bukan bapak baru, bukan juga mamak baru apalagi istri baru ... kalau istri baru mah masih dua atau tiga tahun lagi. Nah jadi apaan dong? Yup benar, hewan peliharaan baru. Lagi dan lagi, tak lain dan tak bukan .. dia adalah KUCING. Pasti kalian ada yang bertanya ‘kenapa musti kucing sih?’ .. Ya terserah saya dong, sewot aja haha.

Informasi aja nih ya, ini adalah kucing kedua yang pernah saya pelihara. Dulu kucing yang pertama sudah gak ada, bukannya mati sih, tapi dicuri sama orang ckck ironi sekali. Wokey saya akan sedikit bercerita tentang kucing pertama saya dulu ..



Kucing pertama ini namanya Merry, nama yang indah bukan? Yup dia betina.
Kucing ini aku dapatkan ketika aku kerja disalah satu cafe ternama di Tarakan, sebut saja A2 Cafe. Kucing ini selalu mengikuti saya kesana – kemari, entah dia kurang kerjaan atau ngasih kode supaya di bawa pulang haha dan fix akhirnya saya bawa pulang.

Kedatangan Merry bener – bener diterima oleh seluruh anggota rumah, baik itu orang tua, saudara bahkan ketua RT setempat. Dia mudah diterima karena emang tingkahnya sangat lucu, sangat menggemaskan dan suka menabung haha (lucu maksa).

Waktu berlalu, hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tibalah waktunya, hari yang tidak bisa aku lupakan, merry diculik orang (ouuuuh sedih). Gini jalan ceritanya, waktu itu merry sedang nongkrong di jalanan dekat rumah, dan itu diluar pengawasan anggota keluarga, jadi gak ada satu orang pun yang memperhatikan dia, dan tiba – tiba merry pun hilang (jeng jeng jeng jeng). Seluruh orang rumah sangat terpukul dengan kejadian ini, kami sudah mencari kemana – mana tapi tetap saja hasilnya nihil, sempat ingin menyerah .. dan tiba – tiba ada tetangga yang bilang gini ‘oh kucing mu yang kemaren itu kah? Kemaren ada tuh ibu - ibu lewat sini, emang dibawanya tuh kucing mu’, waah rasanya sangat senang mendapatkan petunjuk seperti itu, seperti mendapatkan jerami di tumpukkan jarum haha.

Usut punya usut, akhirnya kami sekeluarga mengetahui siapa yang menculik merry. Aku dan mamak ku pun bertemu dengan orang itu dengan tujuan untuk menjemput merry, dan kalian tau apa? Dia emang ngaku sih ngambil merry, tapi orang itu gak mau ngembaliin merry ke kami, kampret gak tuh. Dia bilang gini ‘Emang aku yang ambil, itu kucing mu kah? Aku dapat kok di jalan, jadi gak bisa kau ambil lagi, enak aja’. Fuck sekali lah, pengen rasanya ngasih bogem tapi apalah daya dia adalah orang tua, perempuan pula -,- memanglah perempuan tak pernah salah (upsss). Yasudah kami mengalah, dan kami ikhlas kehilangan merry.

Oiya mungkin kalian ada yang bertanya ‘kenapa dikasih nama merry sih? Kan biasanya kucing itu dikasih nama comel, puss, atau apa gitu’. Saya kasih nama kucing itu merry bukan sembarangan loh, ada sejarahnya haha. Dulu ditempat saya kerja, yup A2 Cafe itu. Ada keluarga dari owner (pemilik) cafe tersebut yang bernama Merry, orangnya sangat sangat sangat cantik, bisa dibilang mirip Manohara, mungkin dia itu 2 atau 3 tahun diatas umur saya. Kami sempat beberapa kali bertemu dan ngobrol – ngobrol, yah walaupun gak ngobrol banyak sih. But, saya bener – bener kagum dengan sifat dan fisik dia, kerenlah pokoknya. Tapi .. Sekarang dia sudah menikah (uuuh sedih), itulah mengapa kucing pertama ini saya namakan Merry.

Buat kalian, yup Merry (manusia) dan Merry (kucing). Semoga kalian membaca tulisan ini. Buat Merry (manusia), setidaknya kamu tau kalau saya pernah kagum dengan kamu. Buat Merry (kucing), kamu kapan pulang? Apakah kamu tidak kangen dengan majikan mu ini? Salam rindu buat kalian berdua, haha.

 Lanjuut ..

Semenjak kehilangan kucing pertama itu, saya jadi malas pelihara kucing lagi, mungkin ini trauma. Hingga pada akhirnya muncullah sesosok kucing yang benar -  benar menarik perhatian saya. Kucing ini saya temukan di pasar, saya ulangi nih yah, kucing ini saya temukan dipasar. Dari segi penampilan sih kucing ini memang rembes dan seperti tidak terawat, sangat berbeda dengan Merry yang cute, ya maklum aja sih karena latar belakang mereka berbeda, yang satu dari CAFE dan satu lagi dari PASAR ckck. Eittts, bukan berarti semua yang dari cafe itu bagus dan yang dari pasar itu buruk loh yaah.

 

Akhirnya kucing pasar ini aku bawa pulang, sampai rumah langsung aku mandikan. Sebelum mandi sih emang rembes, tapi setelah dimandikan .. ya tetap aja rembes. Tapi gak masalah lah, saya akan  tetap akan merawat dia, karena terima apa adanya itu penting. Oiya kucing ini aku namakan ‘BITCH’, entah apa yang terlintas dalam otak ku ini, sepintas aja sih pengen kasih nama itu, sangat berbeda dengan nama merry yang penuh makna (diskriminasi garis keras) haha. Ya dia jantan.
Namun sebagian orang rumah tidak suka dengan kehadiran bitch, dengan alasan kucing rembeslah, ntar berak sembaranganlah, ganggu orang makanlah, ckckck ada – ada saja. Tapi saya tidak langsung menyerah dan membuang bitch begitu saja, saya coba lobi – lobi dengan orang rumah yang tidak suka dengan kehadiran bitch ini, ya dengan tujuan agar mereka bisa menerima kehadiran bitch dengan tangan terbuka, dan hasilnya GAGAL.

Jujur saja bitch pernah dibuang tanpa sepengetahuan saya, dibuang cukup jauh dari rumah, aku kira sih hilang atau dicuri orang lagi, eh ternyata .. ini adalah tindakan orang rumah, ckck sungguh sangat tidak bisa dipercaya. Untungnya aku sempat melihat bitch duduk di pinggir jalan, sunggu malang nasibnya, sepertinya dia belum makan seharian, sampai – sampai dia harus ngemis dipinggir jalan, ironi sekali. Bitch pun ku bawa pulang, dan sampai sekarang masih tinggal sama aku dirumah ini.
Itu aja sih yang bisa disampaikan tentang bitch, maaf gak banyak karena memang kami baru dua minggu bersama, jadi belum terlalu banyak cerita haha.

Harapannya sih semoga bitch bisa diterima oleh semua orang rumah dan bisa teman aku terus sampe mati haha, supaya ntar bisa diangkat jadi film tuh macam Hachiko, itu nah film tentang anjing setia sama majikannya, nah kalau versi kami nih beda .. Majikan yang setia sama kucingnya haha
 
+++++
Muh Syafiul Fajar adalah penulis muda dari Tarakan. Aktivis Komunitas Jendela Nusantara, sebuah lembaga sosial yang bergerak di bidang literasi dan pendidikan kreatif yang menginspirasi anak-anak dan dunia pendidikan di daerah terdepan, tertinggal dan terluar di Kalimantan Utara. Ia menjalani proses kreatif sebagai mahasiswa dan pernah bekerja di kafe, sehingga pengalaman hidupnya sangat beragam.

Comments