Di dinding pusat kesenian
Di jalan Cikini,
Aku berjumpa dengan Chairil,
Dan mendadak menunjuk-nunjukkan
Jari telunjuknya ke wajahku,
Dan juga ke wajah anda semua!!
Dia terus mengingatkan sejarah Diponegoro,
Dan membacanya sebagai puisi perlawanan
Paling revolusioner:
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Aku kagum dan terpana
Aku setuju dengan puisinya!!
Kita memang rindu Diponegoro,
Yang berani berdiri tegak
Di atas kedua kakinya
Memimpin pemberontakan dan perlawanan
Membela kebenaran!!
Kita kehilangan Diponegoro
Dan belum juga menemukan sosoknya
Yang mampu memimpin perjuangan bangsa ini
Mengangkat kembali harga diri
Dan menerbangkan Garuda
Dengan kedua sayapnya yang gagah!!
Kita butuh Diponegoro-diponegoro hidup kembali!!
Anak-anak Indonesia yang jiwanya dipenuhi amarah menyaksikan rakyat ditindas
Dan penjajahan merajalela!!
Sudah waktunya perang dikobarkan kembali
Melawan kemiskinan dan kebodohan yang mengepung dari dalam dan luar diri kita!!!
Cikini, Desember 2023
mantap
ReplyDeleteMantap surantap
ReplyDelete