PSEUDO ORANG SUCI: PUISI ESTE EPI TH



Maka, menjelajahlah dahagaku ke sungaiMu

Segenap rindu kulampiaskan dalam sedu sedan itu, dalam tangis dan ratap seperti kanak-kanak

Yang luluh lebur dalam hasrat bak pemuda yang bersyahwat dgn perawan molek

Sungguh, rinduku pada surgaMu sejatinya membuatku mabuk kepayang

Kuhabiskan malam-malamku untuk bersuka dalam puja dan puji

Kutengadahkan tanganku untuk menyembahMu

Kuriang dalam sukacita mahadahsyat, menari bak penari sufi, memainkan tambur, rebana dan kecapi

Memadahkan kitab suciMu setiap hari

Aku pergi ke sudut-sudut jalan, sembahyang khusyuk di sana sembari tak lupa memekikan syiar tentangMu pada semua yang lalu-lalang

Kudatangi orang-orang sakit, memberkati dan kusembuhkan mereka atas namaMu

Umatku dalam sekejap berlaksa-laksa jumlahnya

Kusebut namaMu, kutinggikan asmaMu ke langit  ketujuh

Tapi, dimanakah Engkau saat kubutuhkan

Saat kujatuh ke titik nadir, tak kulihat kuasaMu kau turunkan untukku

MukjizatMu hanya ada di kitab-kitab para nabi

dimanakah Engkau saat kedua sayapku patah dan aku hidup bak seorang tawanan?

Lirih kudengar dari kejauhan: "Aku tidak mengenal engkau"

Sontak, kurobek-robek jubahku, kuhempaskan rosario dan salibMu,
Kukafir-kafirkan pengikutMu

Setan dalam dadaku berpesta pora, iblis di telingaku bergelimang suka

Kurubuhkan bait suciMu dalam sekejap, bisakah Kau membangunnya kembali dalam tiga hari?

Dalam lalimku, masih kudengar: kemunafikanmu membuatmu hidup dalam fatamorgana

Kau tidak melakukannya untukKu, tapi demi syahwat kekuasaan dan kemasyuranmu

Maka, kau bukan pemilik surgaKu

Dalam hening berkabut, dua malaikat maut menjemput, terbang membawaku dalam awan gelap dan langit berjelaga, sebelum jatuh terhempas dalam api jahanam, tempat ratap dan kertak gigi tak berampun

Omah Mbah, 18/9/18

Comments