Kau bilang padaku
Syair tak lagi indah
Hujan selalu menerpa
Hingga pelupuknya basah
Namun ia juga berkata, ladang tandusmu tak sehat
Semua yang hijau akan mati
Kering bagai ilalang
Yang di makan oleh teriknya matahari
Ia masih saja berujar!
Dan jika di kepalamu kaujunjung
Kendi air yang indah
Atau keranjang baru
Atau tempayan berleher jenjang
Mirip tombak Alwiri
Paginya penuh ilusi
Bermain sadapan kata-kata
Beranakan imaji
Lalu terus mati dalam kandang
Pikirin picik para pembasmi
Di ujung utara ada awan yang mengantung
Dadanya yang indah penuh luapan emosi
Ia tak jatuh untuk mu
Susunya untuk ladang tetanggamu
Yang tanahnya berhumus
Yang menghasilkan siulan petang hari
Nun, rapalanmu hilang
Terbuai angan
Dan pergi tanpa jejak
Di bingkah nestapa
Kau mati
Akarmu tak berarti
Teluk Kuantan, 15 oktober 2018
Comments
Post a Comment