Seperti angin yang enggan berbisik, terhenyak kelam tak bergidik,
lambai dedaunan bergesek pun tak berisik,
senyap,
hening mencekam raga.
Seperti air yang mengalir tiada henti, gemercik riaknya pun tak lagi mengalun, menerjang bebatuan yang merintang halang,
tiada riuh perciknya,
hening.
Seperti debar debur ombak hati menggulung,
tanpa teriak menggetar rasa,
pekik diam penuh gelora,
menerawangi bayang cinta,
di kedalaman naluri,
tuk kembali berucap,
menuntaskan sepi di belantara amuk yang tak pernah disadari.
Malam hening,
angin dingin menjadi duri di belikat jiwa,
entah sampai kapan.
Kobar Jambi, 23072018
Comments
Post a Comment