Jejak tapak kereta tak lagi terbaca oleh mata manusia
sementara suara derik-derik di jalanan malam
masih menyimpan neraka siang
ada suara debur dari segala derap nafas
mencoba meniti luka menuju rindu
mencoba memahat rindu menjadi risalah cinta
mencoba merisalahkan cinta menggapai Cahaya
namun desah gelisah khan semakin resah
luka yang terkubur tak menjelma rindu
segala asa kabur, selaksa mimpi terkubur
masih saja terbelenggu oleh senafas ragu sebelum cahaya
khirnya menyapa hancur,
merangkai diksi mumur….
Masih ada rindu di sini
masih ada rindu membiru
Rindu yang me-ruh-kan tubuh
sementara tubuhpun berbisik…
”ruh adalah udara yang jua punya rindu….”
Surabaya, di batas kerinduan, akhir Feb 2018
Comments
Post a Comment