Katakan bagaimana aku bisa lalai mengeja waktu dan menit
Jika rindu itu telah mendekam begitu rumit
Katakan bagaimana aku bisa amnesia pada diriku sendiri
Hanya karena jiwamu sudah menelusuri hingga ke nadi
Mencintai memang harus menjadi diri sendiri
Dan cinta pada hatimu telah membuat tubuhku mengiri
Serupa air yang kuminum sehabis subuh
Ataupun menghirup kopi hangat yang baru diseduh
Lalu aku padamu seperti aku pada bayanganku
Katakan bagaimana awan begitu menderita pada hujan yang tetap menjatuhkan dirinya pada bumi
Sedang bumi masih merindukan ilalang yang baru bersemi
Katakan bagaimana kupandang senja yang kini semakin renta cahayanya
Sedang dulu temaramnya dibingkai dan dipuja
Lalu bayanganku padamu memudar pilu
Katakan bagaimana kututup jendela meski ingin kurasakan desir angin yang berlalu
Katakan bagaimana kuakhiri tulisanku tanpa ada kata seru
Bila dulu aku memujamu lewat senja dan malam
Kini aku menghapusmu lewat kelam
Lalu aku berteman dengan bayanganku
Bangka, 2018
(ilustrasi pixabay/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya)
Comments
Post a Comment