keringat di kening itu membuat aku termenung
Seketika aku bingung dan bingung
Sehelai demi helai rambutnya memutih
Hari demi hari kulit yang kencang itu mulai mengeriput
Postur tubuh yang tegak itu mulai melengkung
Setiap hari tubuh itu berlumuran tanah
Aku meneteskan air mata
Kupandang dari kejauhan sana
Terlihat wajah itu amat tersiksa
Terlihat wajah mulai memerah terkena matahari itu tersenyum
Aku menutup mata tak sanggup kulihat semua
Seketika aku membuka mata
Selangkah demi langkah sosok seorang laki- laki menghampiri
Kupandang wajah amat kelehan itu
Kutatap kedua bola mata yang mulai rabun
Dia memelukku, dia menciumku, dia berbicara kepadaku seolah-olah semua baik baik saja
Aku seringkali memaksa kehendak
Aku seringkali memamerkan kekuatan
Aku seringkali lupa diri
Aku seringkali bahagia bersama teman
Tampa aku sadari ada topangan terkuat
Sebuah baja yang selalu memberi segala
berkorban demi aku
Dan berusaha membuatku bahagia
Walupun dia harus menderita
Ayah, Ibu, kalian bagaikan nafas hidupku
Tiada dapat ku hidup tanpa kalian
Luas lautan kuseberangi, dalamnya lautan kuselami
Luasnya samudera kumiliki asal engkau perisai hidupku bahagia, Ayah dan Ibu
Maaf karena tingkahku kadang membuat kalian tersiksa
Maaf sifatku membuat kalian harus menguras tenaga
Maaf aku selalu lupa pengorbanan
Doa dan usaha akan kubayar suatu saat
Setiap tetesan keringat akan kubalas suatu saat
Aku mencintaimu, Ayah dan Ibu.
(ilustrasi lukisan affandi, brillio/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment