Riak ombak berhenti bermain di Wulandoni
Anak-anak tak lagi melaut, angin resah
menyebar amis dan dendam
Buih terakhir tiba-tiba pecah
di tepi pantai karang
Tak lagi ada tandak di bawah pohon beringin
Dan canda perempuan-perempuan gunung
Segelas tuak dan segenggam jagung titi
Harum ikan belelang tenggelam ke abad silam
Gelombang arus yang bergegas dari laut Lamalera
Gelisah memecah perahu-perahu nelayan
Yang tak pernah bermimpi bulan pecah
Di tengah tandak di bawah rimbunnya beringin tua
Dari balik semak-semak seorang
petualang memicing dengan mantra yang ganjil
Anjing-anjing liar muncul dari balik kabut
Peringatan leluhur yang setua bukit-bukit
Disaput angin yang resah
Jalan kebencian yang dipilih berakhir di semak-semak
beringin tua roboh bersama dentuman petir
Perjalanan panjang leluhur berakhir di Wulandoni
Paji dan Demon tak lagi menuju nubanara yang satu
Tak lagi ada tandak di bawah pohon beringin
Dan canda perempuan-perempuan gunung
Segelas tuak dan segenggam jagung titi
Harum ikan belelang tenggelam ke abad silam
Yogyakarta, 26 September 2014
(ilustrasi wisata ntt/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment