rindu ternyata mengoyak pagi
mendedas seluruh rasa di palung jiwa
di antara tulang gerimis dan rusuk sunyi
dia bersuara serupa gemeretak hialin dan fibrosa
di balik kaca jendela
mengembun seluruh rasa
dan titik titik asa jatuh terpercik pada wajah penuh kasih
lalu aroma gelisah dari tanah kering yang menjadi basah
oleh hembusan kata kata yang mendadak menjadi puitis
gerimis itu melabeli pagi dengan kalimat rindu
dia berbisik tentang gaduhnya sebuah pertemuan
dan gelak tawa bahagia pada bidak yang kita tunggu
aku mendengar teriakan teriakan
"rindu! rindu! rindu!"
di bilik bilik aksara dan ruang ruang kata serta deretan kalimat
yang tersekat sekat oleh dinding jarak
mungkin sebentar lagi gerimis yang mengisahkan rindu akan segera usai
kita berwajah wajah saling menatap
entah apa yang berkecamuk dalam diam itu
hanya lirih saling terdengar
puisi esai mempertemukan kita
lalu senyum itu mengembang bersama
februari 2018
(ilustrasi pinterest/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment