Untuk C. Bakdi Sumanto
Hujan remaja yang jatuh di padang hijau
Meluruhkan debu dari pucuk-pucuk pinus.
Lonceng gereja menyilangkan tanganmu ke dada
Ketika doa pagi didaraskan para rahib
Mestinya angin remaja
tak menghentikan langkah kakimu.
Gerimis yang turun terlalu cepat
Membuat sungai tertutup kabut
Bagai rahib kau seberangkan
kanak-kanak yang enggan melangkah
Angin pun berhenti bermain
Dan burung jalak mengibaskan bulunya
Saat langit semburatkan jingga
Ribuan jalak menari di kaki langit
Sayap-sayap malam menjauh
Saat kaudaraskan doa penghabisan,
Gunung dan lembah merunduk
Menatapmu berjalan lewat
Di sini terpatri jejakmu di tubuh kota
Di koridor kampus dan kapel belarminus
Doa penghabisanmu menjelma burung jalak
Lalu pulang ke taman abadi, pada janji langit
Yang menyambutmu dengan rebana dan kecapi.
Yogyakarta, 30 Juni 2017
(ilustrasi berkuliah/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment