Bagi Maria M Banda
/1/
jarum arloji jatuh:
pagi kian merapuh
kayu memeram sunyi aduh:
tersalib sesosok tubuh
tampak teramat tangguh:
menyirna segala keluh
meski darah mengucur teluh:
memerah tanah tersentuh
"eli, eli, lama sabakhtani", nyaring serunya
sunyi kokoh bertakhta: lindap kelebat kata
apalagi tegas rupa: gaib atau nyata
semesta sekilas pun tak sudi kirim sasmita
siapa telah diserunya: mana alamatnya?
"dia sudah ditinggalkan": oleh siapa?
"dia sudah ditinggalkan": kenapa?
diam di puncak takhta: suara diterkam dunia
puncak sedih telah dilampauinya:
bukan menyayat, mengiris dada
sebab dia ikhlas memanggul dosa
dan selamatkan hidup manusia
/2/
ketika tersalib di kayu rindu:
tak kuasa melepas belenggu
dia menelan dosa manusia yang bau?
tatkala dia nyaring berseru:
tiada sahutan menderu
dia tiba di puncak jeri: tatap hari lalu?
ketika dia menunggu suara merdu:
tiada isyarat kunjung bertalu
dia tiba di tubir diam: lampaui tafsir gaharu?
akankah dia digulung gelombang jemu?
waktu lari tanpa ragu: lumat apa selamat?
/3/
dalam biara masihkah kau dengar serunya?
sedang semesta diam semata: tak buka kata
dan Allah terasa menjauh: tak menolong dia
dalam biara masihkah kau dekap serunya?
sedang langit sunyi belaka: tak ada gema
dan Allah tampak diam saja: tak kirim tanda
bayangkan: dia pikul sedih di kayu salib
seperti pantai menahan gempur gila badai
bayangkan: dia tanggung derita di kayu salib
serupa pohon menahan tornado tak tepermanai
(ilustrasi travellermeds/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment